Kreativitas Kampung Matfa Langkat, Sulap Limbah Sawit Jadi 25 Ton Lidi Bernilai Ekspor

adapun prosesnya dimulai dari mengambil pelepah daun, menjemur dan merautnya.

Suhardiman
Sabtu, 07 Agustus 2021 | 15:30 WIB
Kreativitas Kampung Matfa Langkat, Sulap Limbah Sawit Jadi 25 Ton Lidi Bernilai Ekspor
warga kampung Matfa mengolah limbah sawit menjadi lidi bernilai ekspor. [Ist]

SuaraSumut.id - Kreativitas pemuda di Kampung Matfa (Majelis Taklim Fardhu Ain) atau yang sering disebut kampung kasih sayang, di Desa Telaga Sari, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, patut diacungi jempol.

Mereka memanfaatkan pelepah sawit menjadi produk lidi yang bernilai ekonomi. Mereka berhasil memproduksi 25 ton lidi. Secara perdana 25 ton lidi ini diekspor ke Pakistan.

"Sebetulnya itu limbah, setiap penunasan dua tiga pelepah dibuang, kadang-kadang  dionggokan di sekitar kebun situ aja," kata Pembina Unit Usaha Kampung Matfa, Muhammad Aldi Nasution, kepada SuaraSumut.id, Sabtu (7/8/2021).

Warga kampung Matfa mengolah limbah sawit menjadi lidi bernilai ekspor. [Ist]
Warga kampung Matfa mengolah limbah sawit menjadi lidi bernilai ekspor. [Ist]

Ia mengatakan, melihat adanya tumpukan itu membuat masyarakat berkoordinasi dengan pemilik kebun.

Baca Juga:Daftar 18 Kanal TV Kabel yang Bakal Berhenti Siaran di Indonesia

"Ini kerjasama yang baik antara masyarakat dengan pemilik kebun, disedekahkan (limbah) dan ini bisa menyelesaikan kesulitan persoalan-persoalan, karena bila dibiarkan jadi sampah, jadi sarang binatang berbahaya juga," ujar Aldi.

Sekitar dua puluh pemuda langsung berkreasi mengolah pelepah sawit menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berharga.

"Proses pembuatan lidi melibatkan sekitar 20 orang pemuda, kayak lidi ini juga dia kalau satu dua gak kuat, dia mesti banyak biar kuat," ucap Aldi.

Ia menjelaskan, adapun prosesnya dimulai dari mengambil pelepah daun, menjemur dan merautnya.

"Kita ambil lima pelepah daun itu bisa menghasilkan 1 kg lidi basah belum kita jemur, kemudian kita raut. Kita jemur itu proses dua hari kemudian, jadi tiga harilah, 1 kilo itu bisa menghasilkan 3 ribu rupiah. Kerjanya simpel enak, gak susah," terangnya.

Baca Juga:Stoyka Krasteva Jadi Petinju Putri Bulgaria Pertama Juarai Olimpiade

Untuk 25 ton lidi, kata Aldi, memakan waktu sekitar satu bulan. Setelah jadi lalu dikirim sebanyak 25 ton ke Pakistan.

"Ini kita packing untuk per balnya sebanyak 50 kg per goni. Alhamdulillah dalam waktu satu bulan ini kita bisa kumpulkan karya anak muda sebanyak 25 ton atau 500 bal yang akan kirim ke Pakistan," ujarnya.

Ia mengaku, pelepasan ekspor ini berbentuk kerjasama usaha dengan eksportir dari CV Mulia Karya.

"Ini kerjasama usaha dengan ibu angkat kita di Medan dengan CV Mulia Karya. Nah kita ini yang mencari komoditas desa yang ada di Kecamatan Sei Lepan dan sekitarnya," ujarnya.

Dari ekspor lidi 25 ton itu, kata Aldi, keuntungan yang diperoleh mencapai sekitar Rp 25 juta.

Warga kampung Matfa mengolah limbah sawit menjadi lidi bernilai ekspor. [Ist]
Warga kampung Matfa mengolah limbah sawit menjadi lidi bernilai ekspor. [Ist]

"Keuntungan lima rupiah hingga seribu rupiah keuntungannya itu , kalau seribu dikali 25 ton, ya alhamdulillah 25 juta (keuntungan)," imbuhnya.

Aldi mengungkapkan, ke depan Kampung Maftah akan terus mengembangkan kreativitas, kemandirian, untuk menghasilkan komoditi yang bermanfaat serta menggerakkan ekonomi warga.

Kontributor : M. Aribowo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak