SuaraSumut.id - Banda Aceh akan mengalami hari tanpa banyak pada Rabu (8/9/2021), tepatnya pukul 12.36 WIB. Fenomena yang berlangsung setahun dua kali itu terjadi saat deklinasi matahari sama dengan lintang seseorang yang mengamatinya atau pengamat.
"Masyarakat dapat menguji fenomena alam ini dengan meletakkan benda langsung di bawah sinar matahari ketika waktu shalat dzuhur," kata Pakar Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh, Alfirdaus Putra, melansir Antara, Selasa (7/9/2021).
Kota-kota lain di Aceh juga akan mengalami peristiwa serupa, namun pada waktu yang berbeda sesuai dengan lintang geografis kota itu. Seperti Simpang Tiga Redelong, Bener Meriah yang akan mengalami peristiwa hari tanpa bayangan pada 10 September 2021, pukul 12:29 WIB.
Pihaknya mengajak masyarakat untuk memperhatikan hari tanpa bayangan sebagai ilmu menghitung waktu dzuhur.
Baca Juga:Sadis! Menggunakan Cangkul, Nenek-nenek Ini Tewas Dibunuh Cucunya Sendiri
Saat matahari sedang berada di posisi lintang yang sama dengan pengamatan, kata Alfirdaus putra, maka matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat dan bayangan yang dihasilkan akan tepat jatuh ke bawahnya.
Fenomena itu dapat dimanfaatkan untuk menghitung waktu shalat dzuhur, dengan menambahkan 2-4 menit waktu ikhtiyat pada waktu kulminasi.
"Salat dzuhur dilaksanakan setelah tergelincirnya matahari dari titik zenith. Pada hari tanpa bayangan ini, kita dapat memanfaatkan event langit ini untuk kalibrasi waktu shalat di tempat masing-masing,” katanya.
Dirinya berharap santri, siswa, dan mahasiswa di berbagai tempat di Aceh dapat melakukan praktikum sederhana dengan meletakkan benda tegak tidak berongga seperti tongkat, spidol atau sejenisnya pada bidang datar. Setelah mencapai titik zenith, maka dua hingga empat menit kemudian akan tiba waktu dzuhur.
Staf Observatorium Tgk Chik Kuta Karang Kemenag Aceh Rahmatul Fahmi menambahkan bahwa hari tanpa bayangan terjadi dua kali dalam setahun.
Baca Juga:Kasus Suap Dandan Ramdani, KPK Periksa 4 PNS Ditjen Pajak
"Kulminasi utama terakhir di Banda Aceh terjadi pada Maret 2021 lalu. Setiap kota di Aceh memiliki waktu kulminasi utama berbeda sesuai dengan lintang geografis daerah tersebut," tukasnya.