SuaraSumut.id - Pelajar di Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara (Sumut), bertaruh nyawa demi menuntut ilmu. Mereka menyeberangi jembatan yang nyaris putus.
Bupati Nias Utara Amizaro Waruwu mengaku, telah mendapat informasi mengenai kondisi jembatan rusak tersebut. Dirinya langsung berkoordinasi dengan Balai Jalan Nasional Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
"Kita sudah berkomunikasi dengan Kepala Balai Jalan Nasional Provinsi dan mereka akan turun, segera diperbaiki" katanya, saat dikonfirmasi SuaraSumut.id, Jumat (1/10/2021).
Amizaro menjelaskan, jembatan yang kerap dilalui anak sekolah tersebut segera diperbaiki dalam waktu.
Baca Juga:Dell Rilis PC Gaming Baru Alienware, Performanya Luar Biasa
"Kalau tidak ada halangan besok (2 Oktober 2021) mereka (Balai Jalan Nasional Provinsi) datang, kita sudah komunikasi. Wajib diperbaiki, perbaikan jembatan prioritas kita itu," katanya.
Kepala Desa Orahili Kepala Desa Orahili Kornelius Harefa menyampaikan kondisi jembatan rusak ini patut diwaspadai.
"Mengingat anak-anak sekolah sebagian besar melewati jembatan ini dan untuk lebih kita waspadai supaya tidak ada korban jiwa di sungai ini," ujarnya.
Kornelius mengatakan, para orangtua murid juga mengantar anaknya untuk melewati jembatan.
"Siswa sekarang sudah sulit untuk melewatinya selalu orangtua mengantar untuk bisa lewat di sungai ini," katanya.
Baca Juga:Epidemiolog Sebut Kematian Covid Terjadi karena Warga Belum Divaksin, Anies Minta Tolong
Informasi diperoleh, jembatan berbahan rangka baja itu dibangun pada tahun 2019. Kondisinya kini nyaris putus akibat diterjang banjir.
Jembatan tersebut merupakan akses jalan menuju ke empat kecamatan, yaitu Kecamatan Namohu Esiwa, Alasa, Alasa Talumuzoi, dan Lahewa Timur.
Diketahui, video menunjukkan pelajar bergelantungan melewati jembatan yang nyaris putus beredar di media sosial.
Tampak para pelajar mengenakan seragam SMP sembari memikul tas, bergelantungan, berjalan pelan-pelan melewati jembatan.
Pada bagian bawah jembatan terlihat aliran arus sungai yang cukup deras. Kondisi ini tentu saja membahayakan dan mengancam nyawa anak-anak yang hendak pergi sekolah.
Kontributor : M. Aribowo