8 Rumah Adat Sumatera Utara: Bolon, Karo, Pakpak, Hingga Simalungun

Berkat masyarakat setempat yang terus melestarikan peninggalan warisan budaya, rumah adat Sumatera Utara masih bisa kita jumpai hingga saat ini

Bangun Santoso
Senin, 11 Oktober 2021 | 06:59 WIB
8 Rumah Adat Sumatera Utara: Bolon, Karo, Pakpak, Hingga Simalungun
Rumah Adat Karo. [https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/]

Suku Melayu di Sumatera Utara kebanyakan tinggal di Kota Medan. Suku ini juga memberikan pengaruh dalam kesenian serta bentuk banguan tradisional Sumatera Utara. Rumah adat Melayu ini memiliki keunikan pada bagian atap yang terbuat dari ijuk. Sedangkan dinding dan lantainya dari papan kayu.

6. Rumah Adat Nias

Rumah Adat Nias Omo Zebua. [https://museum-nias.org/]
Rumah Adat Nias Omo Zebua. [https://museum-nias.org/]

Rumah adat Nias menjadi bagian dari rumah adat Sumut, namun berasal dari Kepulauan Nias. Dalam bahasa setempat, rumah adat Nias disebut dengan nama Omo Sebua atau Omo Hada. Umumnya rumah adat Nias terbuat dari tiang kayu nibung berukuran besar. Sedangkan atapnya berasal dari rumbia dan berbentuk lonjong seperti telur.

7. Rumah Adat Angkola

Baca Juga:Temuan Patung di Labura, Sejarawan: Arca Batak Kuno

Rumah adat Angkola ini bangunannya dibuat dari papan kayu untuk lantai dan dinding. Sementara atapnya ada yang dari ijuk dan ada yang menggunakan tanah liat. Rumah adat ini memiliki bentuk yang lebih kotak dengan bagian atap yang besar pada bagian depan, lalu ada atap kecil lainnya di atasnya yang berbentuk segitiga. Rumah adat
Angkola juga didominasi dengan warna cokelat tua, oranye, dan putih.

8. Rumah Adat Simalungun

Ilustrasi Rumah Simalungun. [https://www.parawisata.net/]
Ilustrasi Rumah Simalungun. [https://www.parawisata.net/]

Ciri khas dari rumah adat Simalungun adalah bangunannya yang berbentuk limas dengan tipe rumah panggung. Bagian kolong panggung dibuat setinggi dua meter dengan tujuan untuk menghindari serangan babi hutan serta hewan liar lainnya.

Sedangkan pada kaki rumah adat Simalungun terdapat kayu-kayu penyangga yang diukir dan diberi warna. Pada bagian pintunya sengaja dibuat pendek. Hal ini bertujuan supaya tamu menghormati pemilik rumah karena akan sedikit membungkuk ketika masuk rumah.

Kontributor : Titi Sabanada

Baca Juga:Mengenal Rumah Adat Sumatera Utara dan Perbedaan Arsitekturnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini