Viral Duel Brutal Pelajar di Asahan Sumut, 10 Siswa Dikeluarkan

Selain A dan F, delapan orang siswa lainnya juga dikeluarkan.

Suhardiman
Senin, 20 Desember 2021 | 15:49 WIB
Viral Duel Brutal Pelajar di Asahan Sumut, 10 Siswa Dikeluarkan
Tangkapan layar duel brutal pelajar MAN Asahan, Sumatera Utara. [Ist]

SuaraSumut.id - Video yang memperlihatkan dua orang pelajar berduel secara brutal di areal perkebunan, viral.

Dilihat SuaraSumut.id, Senin (20/12/2021), dalam video terlihat pelajar yang berduel ditonton siswa lain yang masih berpakaian sekolah.

Keduanya pelajat yang berduel saling melepaskan pukulan dan tendangan. Informasi dihimpun, keduanya merupakan pelajar Madrasah Aliyah Negeri(MAN) Asahan.

Peristiwa terjadi di Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan. Kepala sekolah MAN Asahan Ramli mengaku, kedua pelajar yang berdual berinisial A dan F.

Baca Juga:Survei Charta Politika: Ganjar, Prabowo, Anies Jadi Pilihan Publik di Pilpres 2024

"Benar. Kejadiannya di luar sekolah, mereka masih menggunakan atribut sekolah. Keduanya sudah dikeluarkan dari sekolah dan dikembalikan ke orang tuanya masing-masing," katanya, Senin (20/12/2021).

Ramli mengaku, perkelahian disebabkan karena persoalan sepele. Keduanya saling melirik dan kemudian terlibat saling memaki.

Yang paling disayangkan adalah A merupakan Ketua OSIS MAN Asahan. Ia seharusnya memberikan contoh yang baik kepada teman-temannya.

"Kami sayangkan ketua Osis yang seharusnya menjadi contoh dan dapat mengayomi rekan-rekannya, malah dia yang mencoreng sekolah," terang Ramli.

Selain A dan F, delapan orang siswa lainnya juga dikeluarkan. Pasalnya, mereka ikut memanas-manasi memviralkan video perkelahian tersebut.

Baca Juga:Bali Diusulkan Membuat Travel Fair Untuk Wisatawan Domestik

"Yang hanya melihat dan tidak ikut memanasi kami berikan buat surat pernyataan dan bila terlibat kembali akan kami keluarkan," paparnya.

Ia menjelaskan, para orangtua dipanggil sebelum sekolah mengambil langkah tegas. Hal ini dilakukan karena mereka tidak ingin ada stigma negatif terhadap sekolah.

"Agar orangtuanya tau kesalahan anak-anaknya dan mengetahui alasan kami kembalikan ke orang tuanya," jelasnya.

"Kalau tidak kita keluarkan, anak tersebut juga akan kasihan. Dia akan tinggal kelas karena penilaian sikap sudah tidak lulus," tukasnya.

Kontributor : Budi warsito

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini