Seorang Anak di Deli Serdang Meninggal Usai Divaksin, Dinkes Beri Penjelasan

berdasarkan investigasi pihaknya, anak itu meninggal bukan karena vaksin Covid-19.

Suhardiman
Kamis, 27 Januari 2022 | 13:13 WIB
Seorang Anak di Deli Serdang Meninggal Usai Divaksin, Dinkes Beri Penjelasan
Ilustrasi mayat. [shutterstocks]

SuaraSumut.id - Seorang anak laki-laki di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), berinisial R (9), meninggal dunia. R diketahui baru saja mengikuti vaksin Covid-19 di sekolahnya pada Rabu (19/1/2022). Usai divaksin R demam tinggi.

"Kamis 20 Januari ketahuan sakit, pada saat itu kondisinya demam," kata ibu almarhum, Sarma kepada wartawan, Kamis (27/1/2022).

Sarma mengatakan, karena kondisinya semakin memburuk, sang anak dibawa ke klinik ke terdekat lalu mendapat rujukan ke rumah sakit di Medan.

"Sesudah itu dirujuk ke rumah sakit, masuk Jumat 21 Januari dan Senin 24 Januari pulang. Saat itu pulang mau dirujuk dokter ke RSUP Adam Malik," katanya.

Baca Juga:Pro Kontra Kasus Tendang Sesajen: Masih Banyak Kasus Dialami Kelompok Minoritas yang Skalanya Lebih Berat

"Kata dokter anak saya ini ada infeksi di otot, mungkin karena dia pernah kena kaca, kena paku, jadi mau diperiksa ke RSUP Adam Malik," sambungnya.

Pihak keluarga memilih untuk membawa pulang R ke rumah. Namun, kondisi korban masih demam tinggi dan juga kejang-kejang. R kembali dilarikan ke RSUD Amri Tambunan pada Selasa (25/1/2022).

Malang bagi bocah, Rabu (26/1/2022) sekitar pukul 00.30 WIB, R menghembuskan nafas terakhirnya.

"Selama ini gak pernah dia mengatakan sakit, gak pernah dia sakit sama sekali," kata Sarma.

Kepala Dinas Kesehatan Deli Serdang dr Ade Budi Kristi mengatakan, berdasarkan investigasi pihaknya, anak itu meninggal bukan karena vaksin Covid-19.

Baca Juga:Penampakan Pencuri 26 Handphone di Pekanbaru, Total Kerugian Rp 100 Juta

"Dapat kami sampaikan bahwa anak R meninggal dunia karena penyakit tetanus. Dan tidak ada hubungannya dengan vaksinasi," katanya saat dikonfirmasi suarasumut.id.

Hal ini disimpulkan dari resume medis dan adanya pemeriksaan oleh dokter spesialis anak yang kompeten dan keterangan dari beberapa rumah sakit tempat almarhum pernah dirawat.

"Gejala-gejalanya jelas karena ada trismus dan opistotonus yang menunjukkan itu tetanus. Dan tetanus itu masa inkubasinya lebih dari 2 minggu," ucapnya.

Artinya, kata Ade, secara analisa medis almarhum sudah terpapar bakteri tetani pada saat divaksin.

"Dan gejala timbul sesudah divaksin," imbuhnya.

Ade mengungkapkan, berdasarkan keterangan pihak Rumah Sakit Mitra Sejati, awalnya pasien didiagnosa dengan ileus. Lalu difoto abdomen BNO hasil foto tidak ada indikasi ileus.

"Hari berikutnya R kejang-kejang dan oleh pemeriksaan dokter spesialis anak dinyatakan sebagai tetanus. Besoknya R ada keluhan di daerah mulut (sakit gigi) dan oleh dokter dianjurkan untuk dirujuk ke RSUP Adam Malik," tukasnya.

Kontributor : M. Aribowo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini