SuaraSumut.id - Sidang antara Twitter dan Elon Musk bakal digelar pada Oktober mendatang. Sidang itu terkait masalah akuisisi perusahaan teknologi yang semula disepakati bernilai 44 miliar dolar AS.
Kanselir Kathaleen McCormick dari Court of Chancery mengatakan, perusahaan pantas mendapatkan keputusan cepat usai Musk mundur dari kesepakatan akuisisi.
"Kenyataannya adalah penundaan sidang dapat mengancam kerugian yang tidak dapat diperbaiki bagi perusahaan," kata McCormick, melansir Antara dari Reuters Rabu (20/7/2022).
McCormick meminta kedua pihak untuk menyepakati tanggal persidangan yang menurutnya akan berlangsung selama lima hari.
Baca Juga:Bejat, Wanita di Pekanbaru Rekam dan Bantu Suami Setubuhi Gadis 16 Tahun
Perintah dari hakim merupakan pukulan bagi Musk yang sebelumnya telah mendorong agar persidangan dilakukan pada Februari tahun depan.
Sehingga memungkinkan penyelidikan ekstensif atas klaimnya bahwa Twitter telah salah mengartikan jumlah akun palsu atau spam.
Sedangkan pihak Twitter telah meminta agar persidangan diselenggarakan lebih cepat atau tepatnya pada September.
Twitter berargumen bahwa menunda sidang sampai tahun depan dapat mengancam kesepakatan finansial.
"Kami senang pengadilan setuju untuk mempercepat persidangan ini," kata juru bicara Twitter.
Baca Juga:Komplain Karena Masuk Mall Harus Booster, Perempuan Ini Kena Sentil Warganet: Ikutin Aturan Aja Kak!
Seorang pengacara yang mewakili Musk belum menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Twitter ingin pengadilan mengeluarkan perintah agar Musk menyelesaikan kesepakatan dengan harga yang disepakati senilai 54,20 dolar AS per saham.
Pengacara Twitter William Savitt berpendapat selama pemeriksaan pendahuluan (hearing), Musk menekankan masalah akun bot dan spam karena dia berusaha untuk keluar dari kesepakatan akuisisi.
Pengacara Musk menolak pendapat yang menganggap Musk mencoba untuk merugikan Twitter. Menurut Musk, jadwal persidangan yang lebih cepat akan memungkinkan Twitter menyembunyikan fakta tentang akun spam, yang mulai dipertanyakan Musk setelah menandatangani kesepakatan pada akhir April.
"Ketika Musk mulai mengajukan pertanyaan, jawaban yang dia dapatkan sangat mengkhawatirkan," kata pengacara Musk Andrew Rossman.
Rossman mengaku, dibutuhkan waktu selama berbulan-bulan untuk menganalisis data dalam jumlah besar yang dapat menjawab pertanyaan Musk tentang akun spam Twitter.