SuaraSumut.id -
Stok obat malaria di Sumatera Utara (Sumut), menipis. Hal ini dikarenakan pengiriman obat difokuskan untuk wilayah endemis tinggi malaria.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut Ismail Lubis mengatakan, kelangkaan obat malaria juga dialami beberapa daerah di Indonesia.
"Kemenkes fokuskan pengiriman obat malaria wilayah endemis tinggi, seperti Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT)," katanya melansir Antara, Jumat (30/9/2022).
Ia mengatakan, ada 221 daerah di Sumut sudah menerima sertifikat eliminasi malaria dari Kemenkes RI, yakni Medan, Binjai, Tebing Tinggi, Pematangsiantar, Padangsidimpuan, Tanjung Balai, dan Sibolga.
Kemudian Deli Serdang, Serdang Bedagai, Karo, Dairi, Pakpak Bharat, Simalungun, Samosir, Toba, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Padanglawas, Padanglawas Utara, dan Labuhanbatu Selatan.
Sedangkan untuk daerah endemis rendah malaria, yaitu Labuhanbatu, Langkat, Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, Nias, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan, dan Gunungsitoli.
"Daerah endemis sedang malaria, yaitu Asahan, Batubara dan Labuhan Batu Utara," ujarnya.
Untuk mengantisipasi kelangkaan obat malaria, pihaknya melakukan pemberian KINA dengan dosis yang sudah ditentukan Kemenkes RI.
Baca Juga:Pemprov DKI Ajak Berinovasi Melalui Jakarta Innovation Days