Jokowi Keluarkan Titah Usai Tragedi Kanjuruhan Malang: Audit Seluruh Stadion!

Jokowi pun memberikan waktu 1 bulan kepada Kementerian PUPR untuk melakukan audit stadion tersebut.

Suhardiman
Rabu, 05 Oktober 2022 | 20:23 WIB
Jokowi Keluarkan Titah Usai Tragedi Kanjuruhan Malang: Audit Seluruh Stadion!
Presiden Joko Widodo. [Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden]

SuaraSumut.id - Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, telah menelan ratusan korban jiwa. Diharapkan peristiwa ini tidak lagi terulang. Presiden Jokowi mengeluarkan titah usai Tragedi Kanjuruhan Malang. Jokowi memerintahkan audit seluruh stadion sepak bola di Indonesia.

"Saya juga perintahkan untuk mengaudit total seluruh stadion yang dipakai untuk liga, baik Liga 1, Liga 2, maupun Liga 3, semuanya apakah gerbang-nya sesuai standar cukup lebar, apakah gerbang ukurannya sesuai dengan standar, manajemen lapangan-nya yang memegang kendali siapa, semuanya," kata Jokowi melansir Antara, Rabu (5/10/2022).

Jokowi mengunjungi RSUD dr. Saiful Anwar, untuk melihat kondisi korban selamat dalam tragedi horor tersebut.

"Dari peristiwa ini harus kita perbaiki semua manajemen pertandingan, manajemen lapangan, manajemen pengelolaan stadion semua harus kita audit total kita tidak ingin peristiwa seperti di Kanjuruhan ini terjadi kembali di negara kita," ujarnya.

Baca Juga:Komisi III DPR: Taufan Damanik Orang yang Tidak Becus, Secara Moral Tak Punya Legal Standing Bicara Komnas HAM

Tugas audit stadion tersebut diberikan Presiden Jokowi kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

"Saya sudah memerintahkan kepada Menteri PU untuk melakukan audit bangunan stadion termasuk seluruh bangunan, terhadap seluruh stadion yang digunakan di liga 1, 2, 3 untuk memperbaiki baik itu yang namanya pintu, pintu gerbang, kemudian posisi gedung, pagar dan lainnya sehingga keselamatan penonton, keselamatan suporter itulah yang ingin kita utamakan," katanya.

Selain bertemu dengan para korban, Jokowi meninjau langsung Stadion Kanjuruhan untuk mendapatkan gambaran tata letak stadion.

"Nanti Tim Gabungan Pencari Fakta yang harus melihat secara detail, tapi sebagai gambaran saya lihat tadi ada pintu yang terkunci dan juga tangga yang terlalu tajam. Ditambah kepanikan yang ada tapi itu saya hanya melihat lapangannya. Nanti semua akan disimpulkan oleh tim independen pencari fakta," katanya.

Jokowi pun memberikan waktu 1 bulan kepada Kementerian PUPR untuk melakukan audit stadion tersebut.

Baca Juga:Liga 1 Dihentikan Sementara, Luis Milla Isi Akhir Pekan dengan Latihan Persib Bandung

"Audit stadion juga sama, 1 bulan karena kalau kita lihat di GBK dengan penonton 80 ribu orang, pintu dibuka 15 menit semua bisa keluar. Saya kira standar-standar itu yang harus kita miliki," tambahnya.

Jokowi mengaku Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) menyatakan kesiapan-nya untuk membantu memperbaiki tata kelola tersebut.

"Saat saya bicara pada Senin lewat telepon, dengan Presiden FIFA Giovanni Infantino beliau menyampaikan FIFA siap membantu memperbaiki manajemen yang ada saya kira perlu evaluasi total semua, baik manajemen pertandingan, manajemen stadion, manajemen penonton, manajemen waktu, manajemen pengamanan. Semuanya harus dievaluasi total agar peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan ini tidak terjadi lagi, jelas semuanya," jelasnya.

Tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF) yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md pun bertugas untuk mencari tahu secara detail penyebab utama atas terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan.

"Kita tahu telah dibentuk tim gabungan independen pencari fakta yang diketuai oleh Pak Menko Polhukam. Kita harapkan nantinya tim ini segera bisa menyelesaikan tugasnya, sehingga kita tahu betul-betul penyebab utama dari tragedi tanggal 1 Oktober di Stadion Kanjuruhan Malang," katanya.

Ia menekankan tim gabungan tersebut nantinya akan mengumpulkan fakta dan segala informasi dari berbagai pihak untuk kemudian disampaikan secara menyeluruh kepada masyarakat. Tim akan berbagi tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing.

"Sanksi dari PSSI ada. Pidana nanti yang mengumumkan dari Polri, jadi dibagi-bagi. Audit untuk bangunan nanti yang menyampaikan adalah dari Kementerian PU, tetapi secara keseluruhan nanti tim gabungan independen pencari fakta yang akan menyampaikan," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini