"Ini menjadi tantangan tersendiri. Tidak adanya harapan petani terhadap harga. Petani merasa bahwa itu belum menguntungkan tapi tidak ada pilihan juga," ucapnya.
Dari segi harga, harapan petani lebih tinggi karena sulitnya memanen sehingga semestinya dihargai lebih mahal. Saat ini harga kemenyan untuk kualitas grade 1 sekitar Rp 300 ribu per kg. Sementara yang paling rendah Rp 80 ribu per kg.
"Jadi intinya, ada persoalan tidak transparansinya harga kemenyan. Petani itu tidak tahu harga di nasional itu berapa dari survei ini, mereka hanya tahu itu dari pengepul lokal," cetusnya.
Dalam riset ini pihaknya menemukan bahwa di Dusun Hopong petani sudah mengganti kemenyan menjadi pisang. Pilihan itu diambil karena faktor ekonomi, rasionalitas, dan analisa resiko bisa jatuh (saat bekerja).
Baca Juga:Kim Kardashian Tampil Panas di Lokasi Gym Pakai Baju Renang, Bikin Netizen Telan Ludah
![Kemenyan merupakan salah satu yang menjadi komoditas penting bagi masyarakat. [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/07/11/53370-kemenyan.jpg)
"Kemudian pisang kan lebih (jelas harganya). Tapi sama aja itu kan masih di wilayah hutan juga cuma itu bukan HHBK karena dia kan sudah dikultivasi, sudah ditanam, artinya kan monokultur juga," jelasnya.
Salah satu solusi dari masalah ini adalah membuka market dan koperasi. Lalu masyarakat diberdayakan menjadi pengumpul, membangun jaringan. Misalnya bersama pendamping dengan melacak berapa kebutuhan kemenyan untuk gereja Katholik.
"Untuk di petani juga butuh capacity building terkait dengan standar transaksi nasional SNI kemenyan nah grade 1 itu apa pengenalan itu kepada petani itu penting supaya dapat bernegosiasi harga yang mana grade 1 sehingga tidak bergantung kepada pengumpul jadi ada posisi tawar itu dengan pengetahuan," ungkapnya.
Kemenyan merupakan komoditas penting
Wakil Bupati Tapanuli Utara, Sarlandi Hutabarat mengatakan, kemenyan merupakan komoditas yang penting bagi peningkatan ekonomi masyarakat.
Baca Juga:Mengenal Apa Itu MPLS: Ini Pengertian, Tujuan hingga Jenis Kegiatan
"Persoalan kita ini sekarang bagaimana menumbuhkembangkan petani kemenyan. Secara regulasi ini harusnya nasional, tidak bisa lokal. Harus ada regulasi dari menteri. Pertama untuk melestarikan, menjamin petani kemenyan ini dan market tapi harganya kan dimainkan tengkulak. Ini harusnya ada pemasaran yang lebih adil yang bisa difasilitasi kementerian lah," katanya.