Pemberdayaan Perempuan di Kwala Serapuh, Pelatihan Cocopeat Buka Peluang Ekonomi Baru

Tak jarang usaha tersebut dapat membuka lapangan kerja dan peluang yang lebih luas ke luar negeri.

Suhardiman
Sabtu, 09 November 2024 | 07:33 WIB
Pemberdayaan Perempuan di Kwala Serapuh, Pelatihan Cocopeat Buka Peluang Ekonomi Baru
Sabut Kelapa. [Ist]

Dalam presentasinya, Hawarina menjelaskan tentang definisi kewirausahaan sebagai kemampuan menciptakan, mengelola, dan mengembangkan usaha secara inovatif, kreatif dan berani mengambil resiko serta berorientasi pada solusi dalam upaya meningkatkan ekonomi.

Tak jarang usaha tersebut dapat membuka lapangan kerja dan peluang yang lebih luas ke luar negeri. Dia mencontohkan ia yang berhasil memasarkan ulos hingga ke mancanegara. Tak Cuma itu, dia juga mendapat beasiswa pendidikan di luar negeri dari kiprahnya membantu sejumlah perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Belawan akibat himpitan ekonomi.

Workshop Kewirausahaan dan Pelatihan Produksi Cocopeat. [Ist]
Workshop Kewirausahaan dan Pelatihan Produksi Cocopeat. [Ist]

Dari mulai pelatihan menjahit, merajut dan lain sebagainya secara gratis. Menurutnya, hal yang dilakukannya merupakan kewirausahaan social yang mana motifnya tidak hanya keuntungan finansial tetapi juga memberi dampak social yang positif.

Dia mendampingi dari proses awal seperti mengidentifikasi produk/jasa yang ditawarkan apakah sesuai dengan potensi sumber daya alam setempat. Menurutnya, focus pada produk berbahan alami sangat diminati untuk pasar luar negeri.

Sebagai contoh di Kwala Serapuh yang bahan baku pembuatan cocopeat melimpah, sangat menarik untuk dikembangkan. Selain kebutuhan di pasar local juga banyak, peluang ekspor juga terbuka lebar. Begitupun dengan kerajinan tangan yang dibuat dari cocopeat.

Menurutnya, pasar luar negeri sangat menghargai produk kerajinan tangan. Dia sudah membuktikannya saat memasarkan ulos. Harga jualnya bahkan bisa 10 kali lipat harga di local. Selain melakukan analisis pasar, juga penting untuk mengemas strategi pemasaran. Misalnya dengan media social.

Terkait itu, menurutnya yang sangat penting adalah memberi cerita pada produk yang dihasilkan. Dikatakannya, untuk pasar luar negeri, tidak cukup hanya menjual produk saja. Melainkan, pada produk tersebut harus ada cerita yang bisa menggugah orang untuk membeli produk tersebut.

“Selain namanya, harus menarik, juga eco friendly, misalnya kemasannya ramah lingkungan. Tidak dengan plastic, terus harganya kompetitif. Dan ada cerita bahwa dengan membeli produk ini, mereka juga membantu memberdayakan perempuan-perempuan di pesisir," ungkapnya.

Sementara itu, M. Chandra saat berbagi pengalaman tentang usaha cocopeat ini mengatakan, bermula saat Covid-19 melanda dan membuat perekonomian keluarga sulit. Dia berpikir bagaimana bisa meningkatkan ekonomi dari bahan baku yang ada di sekitar desanya.

Workshop Kewirausahaan dan Pelatihan Produksi Cocopeat. [Ist]

Dirinya bertemu dengan teman-temannya yang sudah memproduksi cocopeat lebih dulu. Ia pun mencari tahu di YouTube. Dia mulai membeli mesin pencacah serabut kelapa dan bahan bakunya di desa sekitar. Sedikit demi sedikit menjadi bukit, dia pun berhasil memproduksi dan memasarkannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini