- Pemkab Aceh Utara secara resmi meminta bantuan Presiden Prabowo karena ketidakmampuan menangani banjir hebat yang melanda.
- Banjir 26 November 2025 merusak seluruh 27 kecamatan Aceh Utara, bahkan lebih parah dari tsunami 2004.
- Bencana tersebut telah menyebabkan 121 korban jiwa dan membuat 90 persen wilayah Aceh Utara rusak parah.
SuaraSumut.id - Pemkab Aceh Utara mengajukan surat ketidakmampuan untuk menangani bencana banjir dan longsor di daerah tersebut. Surat itu ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto.
Surat bernomor 400/1832/2025 itu ditandatangani oleh Bupati Kabupaten Aceh Utara Ismail A. Jalil alias Ayahwa.
Dalam surat itu dijelaskan bahwa bencana yang melanda Aceh Utara daya rusaknya melebihi tsunami Aceh tahun 2004 silam. Di mana kerusakannya hanya terjadi di daerah pesisir.
"Sedangkan bencana alam banjir yang terjadi pada tanggal 26 November 2025 daya rusaknya meliputi seluruh wilayah Kabupaten Aceh Utara baik pesisir maupun pedalaman yang terdiri dari 27 kecamatan dan 852 gampong/desa," tulis Ayahwa dalam suratnya, melansir acehinfo, Rabu 3 Desember 2025.
Hingga hari kedelapan, bencana tersebut telah merenggut 121 nyawa manusia, dan korban hilang 118 jiwa, serta mengakibatkan rusaknya infrastruktur publik.
"Hilangnya tempat tinggal masyarakat di beberapa gampong dan sebagian besar lainnya mengalami rusak berat," tulis Ayahwa.
Saat ini kondisi Aceh Utara pasca bencana masih banyak gampong atau desa yang terisolir dan tidak dapat dijangkau oleh transportasi darat.
"Disebabkan masih tingginya genangan air, menumpuknya material kayu, tebalnya lumpur, serta pohon dan tiang listrik yang rubuh ke badan jalan," ucapnya.
Atas kondisi tersebut, Ayahwa menyatakan ketidakmampuan upaya penanganan darurat bencana dan memohon kepada Presiden RI agar kiranya membantu penanganan banjir di Aceh Utara.
Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Muntasir Ramli membenarkan surat pernyataan tidak mampu menangani darurat bencana tersebut.
Menurutnya, bupati telah memantau kondisi di lapangan pasca banjir bahkan hingga menembus sampai ke daerah terisolir di Aceh Utara.
Dari peninjauan itu, kata Muntasir, dampak kerusakan akibat banjir dan tanah longsor meluluhlantakkan daerah Aceh Utara mencapai 90 persen.
"Bupati bupati sudah memantau langsung kelapangan, bahkan menembus daerah paling terisolir untuk melihat langsung masyarakat dan dampak banjir yang sangat dahsyat meluluhlantakkan 90 persen wilayah Aceh Utara," katanya.