Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Senin, 27 Juli 2020 | 19:15 WIB
Warga menyiramkan air ke badan gajah sumatera liar yang akan dievakuasi dari kantong gajah Rohil, Riau. (Antara/Ho-BBKSDA Riau)

SuaraSumut.id - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengevakuasi seekor gajah sumatera dari habitatnya di Desa Melayu Besar Kota, Kecamatana Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil).

Mamalia yang memiliki nama latin Elephas maximus sumatranus tersebut merupakan satu-satunya yang tersisa di kantong gajah Rohil. BKKSDA mengevakuasinya untuk menghindari konflik dengan manusia.

Kepala BKKSDA Riau, Suharno menuturkan proses evakuasi gajah sumatera dilakukan pada Minggu (26/7/2020) sekitar pukul 03.00 WIB.

"Selanjutnya, gajah tunggal tersebut dibawa ke Pusat Latihan Gajah Sebanga untuk pemeriksaan medis dan pemantauan perilaku," kata Suharyono dalam keterangan resminya seperti dikutip dari Antara, Senin (27/7).

Baca Juga: Bermodal 6 Kursi, Demokrat Dekati PPP Rancang Koalisi di Pilwakot Makassar

Ia mengatakan, untuk memindahkan gajah sumatera perlu tersebut melibatkan dua ekor gajah jinak yang didatangkan dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas, Kabupaten Siak, Riau.

"Proses evakuasi dengan menggunakan dua ekor gajah jinak, yaitu Bankin dan Indah," sambungnya.

Sebelumnya, berdasarkan hasil survei populasi kantong gajah Sumatera yang dilakukan BBKSDA Riau bersama mitra pada tahun 2018 menunjukkan bahwa hanya terdapat satu ekor satwa dilindungi di kantong gajah Rohil.

"Berdasarkan hasil identifikasi, satu ekor gajah berjenis kelamin betina memiliki bobot lebih dari empat ton dan diperkirakan berumur 50 tahun," ujat Suharyono.

Lantaran tinggal satu ekor gajah di tempat tersebut dan berkelamin betina, dikhawatirkan kecil kemungkinan mamalai bertubuh bongsor itu akan berkembang biak.

Baca Juga: Ratusan Pemulung Serbu Kantor Sucofindo Batam, Tuntut Hal Ini

Oleh sebabnya, pihak BBKSDA Riau bersama Yayasan TNTN, Wildlife Conservation Indonesia, Polri dan masyarakat melakukan survei untuk proses evakuasi terhadap gajah tunggal itu dengan mempertimbangkan keselamatannya pada 22 hingga 26 Juli 2929.

Dari survei tersebut, diperoleh kuputusan untuk mengevakuasi gajah sumatera terakhir dari habitatnya.

"Peluang untuk berkembang biak dan menghentikan konflik yang terjadi dengan manusia, sesuai Dokumen Rencana Tindakan Mendesak Penyelamatan Gajah Sumatera Tahun 2020-2023," papar Suharyono.

Meski telah dievakuasi, gajah tersebut belum bisa dilepasliarkan lantaran perilakunya yang cukup jinak.

Hal ini dikhawatirkan akan memicu konflik dengan manusia di habitat barunya.

"Dikhawatirkan tidak dapat eksis lagi di alam dan menimbulkan konflik baru dengan manusia," ujar Suharyono memungkasi.

Load More