Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Senin, 19 Oktober 2020 | 09:12 WIB
Ilustrasi harimau sumatera. (Shutterstock)

SuaraSumut.id - Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) yang keluar dari habitatnya dinilai sering terjadi.

Bahkan, sampai ada yang memangsa manusia. Seprti yang terjadi di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Kabupaten Langkat Sumatera Utara.

"Pada saat ini terjadi di Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo," kata Direktur Eksekutif  Walhi Sumut, Dana Prima Tarigan dilansir Antara, Senin (19/10/2020).

Dana meminta, pemangku kepentingan sebaiknya menyelesaikan akar permasalahan, yaitu habitat dari hewan yang dilindungi tersebut terganggu oleh aktivitas manusia yang merusak.

Baca Juga: Cuaca Ekstrim, Waspadai Hujan Lebat di Sumut Sepekan ke Depan

"Perbatasan Kabupaten Karo dengan Kabupaten Langkat saat ini telah terjadi kerusakan hutan karena dirambah secara ilegal, totalnya mencapai lebih kurang 1.200 hektare, dan itu masih dalam kawasan Tahura," ujarnya.

Alih fungsi hutan secara ilegal, kata Dana, belum juga ada solusinya. Di luar itu, Aktivitas di kawasan sekitar Gunung Sibayak Kabupaten Karo juga sepertinya sudah terjadi, bahkan merusak habitat harimau sumatra.

"Yang harus dilakukan sekarang ini adalah menyelesaikan perusakan hutan yang menjadi habitat harimau agar hewan itu tidak keluar dan akhirnya terjadi konflik dengan manusia," ucapnya.

Selama akar masalah tidak diselesaikan, permasalahans seperti ini akan terus terjadi.

Terkait penghentian pendakian ke Gunung Sibayak dan pencarian harimau tersebut, Dana memandang perlu pemerintah melakukannya. Akan tetapi, hal ini belum menjawab persoalan jangka panjangnya.

Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19, Pertumbuhan Investasi di Sumut Melemah

Load More