Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 10 November 2020 | 16:57 WIB
Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]

SuaraSumut.id - Meski hingga saat ini uji vaksin Covid-19 masih terus dilakukan, namun sejumlah pihak yang memroduksi antigen telah memerkirakan harga jualnya.

Salah satu yang kini hangat diperbincangkan adalah vaksin Covid-19 buatan Pfizer yang mengklaim memiliki efektivitas pencegahan hingga 90 persen.

Lantaran itu, masyarakat pun bertanya-tanya harga yang dibanderol untuk mendapatkan vaksin yang dikembangkan Pfizer  tersebut.

Meski belum ada keterangan resmi terkait harga jual lantaran vaksin pun masih dalam tahap penelitian. Laman Observer, memerkirakan harga jual vaksin tersebut di angka sekitar $19,50 atau setara Rp 275.000.

Baca Juga: Uji Vaksin Covid-19 Sinovac di Brasil Distop, Berjalan Mulus di Indonesia

Harga tersebut diambil dari nilai kontrak yang ditanda tangani Pfizer, BioNTech, dan penyedia dosis m-RNA BARDA yang mencapai $1,95 juta untuk 100 juta dosis.

Sejumlah vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi lainnya yang tengah diteliti juga sudah diprediksi harga jualnya. Di antaranya:

  • Vaksin Johnson&Johnson sekitar $10 atau Rp 145.000 per dosis.
  • Vaksin Novavax sekitar $16 atau Rp 225.000 per dosis.
  • Vaksin Moderna sekitar $32 atau Rp 450.000 per dosis.

Di Indonesia sendiri, vaksin Covid-19 buatan Sinovac sudah memasuki uji klinis tahap akhir dan diprediksi siap diedarkan tahun depan.

Pada beberapa kesempatan, Corporate Secretary PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto mengatakan salah satu kandidat vaksin yang telah berkomitmen dengan pemerintah adalah vaksin buatan perusahaan biofarma China, Sinovac Biotech Ltd yang dibanderol dengan harga sekitar Rp 200 ribu.

"Produksi bulk dari Sinovac kami sudah coba hitung dan tujuannya tetap tidak memberatkan pemerintah. Kisarannya di Rp 200 ribu. Itu masih kisaran ya, mudah-mudahan bisa lebih murah lagi," kata Bambang dalam diskusi dari BNPB, Jakarta, Senin (19/10/2020).

Baca Juga: Diklaim 90% Efektif, Ahli Penyakit Menular Kritik Vaksin Pfizer

Sementara itu, Direktur Bio Farma Honesti Basyir mengatakan alam penyusunan harga vaksin Covid-19, ada beberapa elemen yang juga harus diperhitungkan selain harga bahan baku dan biaya impor.

Harga bahan baku sudah memiliki standar ketetapan internasional, pun dengan biaya impor yang diregulasi pemerintah.

Namun, ada faktor investasi yang dikeluarkan oleh Bio Farma dalam melakukan uji klinis yang juga dimasukkan dalam penyusunan harga vaksin.

"Untuk penyusunan harga vaksin Covid-19 ini, ada faktor investasi yang kita lakukan, seperti untuk uji klinis," tutur Honesti dalam dalam siaran melalui Youtube Forum Merdeka Barat 9, Rabu (21/10/2020).

Honesti mengatakan untuk distribusi vaksin, Bio Farma akan bekerja sama dengan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan.

Pendistribusian vaksin baru bisa dilakukan ketika uji klinis tahap III yang dilakukan Bio Farma selesai.

"Jadi setelah uji klinis kita selesai, kita registrasikan. Nah pemerintah dalam hal ini Kemenkes punya strategi vaksinasi nasional. Kita bekerja sama demi memastikan vaksinasi bisa menjangkau masyarakat," tuturnya.

Ia menambahkan dalam penentuan harga vaksin Covid-19 yang sedang diuji klinis saat ini, pihaknya melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Load More