Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Senin, 16 November 2020 | 14:12 WIB
Sampel darah yang terindikasi positif virus corona. (ANTARA/Shutterstock/am.)

SuaraSumut.id - Banyaknya tenaga kesehatan (paramedis) di Aceh terpapar Covid-19 karena banyaknya pasien tidak jujur saat berobat di rumah sakit atau pusat layanan kesehatan masyarakat.

Hal tersebut dikatakan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Nagan Raya, Ika Suhannas dilansir Antara, Senin (16/11/2020).

"Akibat warga yang tidak jujur, justru menyebabkan kasus paramedis yang terinfeksi Covid-19 di Aceh, termasuk di Kabupaten Nagan Raya," katanya.

Ia menyebut, bentuk ketidakjujuran masyarakat, yaitu berbohong setelah kembali dari luar daerah atau zona merah sebaran Covid-19, atau diduga telah terinfeksi gejala corona namun tidak menjelaskan kondisi kesehatan yang sebenarnya ketika berobat.

Baca Juga: Ketum Muhammadiyah: Jika Tak Bisa Beri Solusi Covid-19, Jangan Buat Masalah

Akibat persoalan tersebut, tenaga kesehatan yang akan menangani pasien justru harus terpapar.

Pihaknya berharap, masyarakat yang akan berobat agar jujur saat ditanya tenaga kesehatan, sehingga pengobatan kepada pasien bisa lebih mudah dilakukan.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh mencatat bahwa sekitar 200 orang tenaga medis di Aceh sepanjang tahun 2020 telah terkonfirmasi positif Covid-19.

"Banyak tenaga kesehatan yang sudah terkena, bahkan mencapai 10 persen dari angka positif kita itu adalah tenaga medis, sudah mendekati 200 orang," kata Ketua IDI Aceh Safrizal Rahman.

IDI Aceh telah mencatat sekitar 200 orang tenaga medis yang positif terpapar, baik dari kalangan dokter, perawat, dan bidan.

Baca Juga: Waduh, Libur Panjang Akhir Tahun Terancam Dibatalkan?

Load More