SuaraSumut.id - Aparat kepolisian melakukan pemetaan potensi kerawanan Pilkada Serentak 2020 di Sumut yang digelar 9 Desember.
Dari 19.919 tempat pemungutan suara (TPS) pada 23 kabupaten/kota, sebanyak 1.352 masuk dalam kategori rawan kericuhan.
Guna mengantisipasi hal tersebut, Polda Sumut bersama Kodam I/ Bukit Barisan akan bersinergi melakukan pengamanan.
"Dari TPS kita sudah membuat indeks kerawanan Pemilu di 21 ribu TPS," kata Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol. Martuani Sormin usai menerima kunjungan Pagdam I/BB, Senin (30/11/2020).
Martuani menjelaskan, dari 1.352 TPS potensi rawan kericuhan, ada 1.223 TPS masuk kategori rawan dan 179 TPS katagori sangat rawan.
Sedangkan sisanya 18.502 TPS berada dalam katagori aman, ditambah TPS khusus sebanyak 15 TPS.
"Beberapa daerah yang rawan kericuhan dan sangat rawan saat Pilkada ada di Kota Medan, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Kepulauan Nias dan daerah lainnya. Beberapa faktor yang menyebabkan pilkada ini rawan atas konflik," ujar Martuani.
Martuani menyebut, prajurit dari Kodam I/BB juga akan membackup di 23 kabupaten/ kota.
"Tadi kami sepakat daerah yang paling rawan di situ Pangdam dan Kapolda. Dipastikan personil TNI-Polri ada di semua TPS," ungkap Martuani Sormin.
Baca Juga: Pilkada Serentak, Klaten dan Boyolali Jadi Perhatian Khusus Polda Jateng
Sebelumnya, Martuani mengatakan, kerawanan Pilkada Medan karena ketatnya persaingan pasangan calon. Persaingan ini dinilai sangat dinamis.
"Potensi rawan dan sangat rawan kericuhan saat pilkada juga teridentifikasi di Kabupaten Humbahas. Kerawanan ini muncul karena hanya diikuti satu pasangan calon yaitu, pasangan Dosmar Banjarnahor-Oloan Paniaran Nababan. Pasangan ini melawan kotak kosong," cetusnya.
Potensi konflik saat pilkada muncul setelah adanya gerakan dari sekelompok masyarakat di daerah itu. Apalagi, ada warga yang menjadi bagian dari tim pemenangan kotak kosong.
"Mereka berupaya keras mengalahkan pasangan calon tunggal dalam pilkada. Ada posko pemenangan kotak kosong," jelasnya.
Begitu juga dengan potensi kerawanan Pilkada Kepulauan Nias. Berdasarkan hasil analisis pihak kepolisian, daerah dimaksud selalu ricuh setiap proses pilkada.
Bahkan, konflik juga muncul saat pemilu legislatif dan pemilihan gubernur. Konflik muncul karena masyarakat mencurigai adanya kecurangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Warga Desa Poncowarno Langkat Tuntut Ganti Rugi Lahan ke USU
-
Jasa Marga Prediksi Puncak Arus Mudik Nataru 2025-2026 di Sumut: 1,4 Juta Kendaraan Keluar Medan
-
Telkomsel Hadirkan Pendampingan Psikososial untuk Ribuan Anak Terdampak Bencana Sumatera
-
Dirut hingga Jajaran Direksi Bank Mandiri Pastikan Langsung Bantuan di Sumatera
-
4 Warna Lipstik yang Terbukti Membuat Wajah Cerah Seketika