SuaraSumut.id - Sebanyak 19 nelayan Aceh ditangkap dan menjalani hukuman selama satu tahun penjara di India.
Kekinian para nelayan tersebut sudah dipulangkan ke Aceh, dan disambut langsung oleh Pemerintah Aceh.
"Ada 19 orang nelayan Aceh hari ini tiba dan kita antar kepada Bupati mereka, agar diterima kembali warganya," kata Gubernur Aceh Nova Iriansyah, dilansir Antara, Minggu (13/12/2020).
Kepulangan para nelayan itu setelah adanya upaya komunikasi dengan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) agar memulangkan mereka.
Baca Juga: Banjir Landa Aceh Utara, Ini Arahan Doni Monardo
"Kita juga komunikasi Komisi I DPR RI, kerja seperti ini harus silent biar tidak terganggu, ini tidak mudah tapi kita lakukan terus," ujarnya.
Diketahui, 19 nelayan Aceh dibebaskan otoritas India karena telah menyelesaikan masa hukuman selama satu tahun penjara.
Mereka sebelumnya berangkat melaut pada awal Desember 2019 menggunakan KM Selat Malaka 64 GT 59. Kemudian, nelayan Aceh itu ditangkap oleh petugas keamanan laut India pada 24 Desember 2019.
Mereka bisa sampai ke perairan India karena kapal yang dibawa mengalami kerusakan mesin sehingga terbawa ombak hingga memasuki batas teritorial laut India
Dengan dipulangkannya 19 orang tersebut, maka nelayan Aceh yang masih berada di India tinggal 31 orang lagi dari sebelumnya 50 nelayan.
Baca Juga: Ombak Besar 593 Nelayan Semarang Tak Bisa Melaut
Berdasarkan data dari lembaga Panglima Laot Aceh, hingga hari ini selain 31 orang lagi di India, juga ada satu nelayan Aceh yang sedang menjalani hukuman di Myanmar karena kasus melewati batas teritorial laut.
Terkait nelayan Aceh yang masih berada di luar negeri, Nova Iriansyah menegaskan bahwa Pemerintah Aceh terus melakukan advokasi untuk memulangkan warganya.
"Upaya terus dilakukan untuk memulangkan warga kita yang masih berada di luar negeri, kita bekerja tanpa henti," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Ujaran Kebencian Selama Pilkada Serentak Lebih Banyak Dibandingkan Saat Pilpres, Ada Faktor Kesengajaan?
-
Hasil Penelitian Universitas Monash Australia: Pilkada Aceh Paling Banyak Ujaran Kebencian, Sumbar Terendah
-
Gegara Mikrofon, Debat Ketiga Pilgub Aceh Ricuh, Pendukung Paslon Ribut Naik ke Panggung
-
Mobil Timses Calon Bupati Aceh Timur Dibakar OTK, Polisi Buru Pelaku
-
UMP Aceh 2025 Naik Berapa? Ini Perkiraannya
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
Usai Cuti Kampanye, Basri Rase Gelar Rapat Perdana Bersama OPD, Bahas Apa?
-
Thom Haye hingga Ragnar Oratmangoen Punya KTP DKI Jakarta, Nyoblos di TPS Mana?
-
Awali Pekan ini, Harga Emas Antam Mulai Merosot
-
Ada Marselino Ferdinan! FIFA Rilis Wonderkid Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Desas-desus Shell Mau Hengkang dari RI Masih Rancu, SPBU Masih Beroperasi
Terkini
-
Kabar Baik dari Mendag Budi Santoso, Harga Minyakita Turun Pekan Ini
-
Oknum ASN Rudapaksa Pelajar SMP hingga Hamil di Padangsidimpuan
-
Ribuan Warga Terdampak Banjir Bandang Tapanuli Selatan
-
H-2 Pencoblosan, Elektabilitas Bobby-Surya Unggul Jauh di Pilgub Sumut 2024
-
4 Korban Hilang saat Longsor di Karo Ditemukan Meninggal Dunia