SuaraSumut.id - Polisi gencar melakukan patroli siber di dunia maya untuk mencari pelaku bisnis prostitusi online yang menjajakan layanan kencan singkat.
Gencarnya patroli siber ini membauat banyak mucikari takut. Pasalnya, jeratan dalam Undang-Undang ITE terbilang cukup berat.
Akibatnya, banyak mucikari dan perempuan pekerja seks komersial yang tiarap. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka memilih banting setir ke profesi lain.
Ayu, tentu saja bukan nama sebenarnya, mengaku sudah hampir satu bulan tak menjajakan layanan kencan singkat.
Perempuan yang baru menginjak usia 24 tahun ini takut tertangkap polisi. Apalagi, ia biasa beroperasi di sebuah apartemen di Jalan Cihampelas Kota Bandung di mana pada pertengahan Desember 2020 lalu Polrestabes Bandung membongkar satu jaringan prostitusi online di tempat itu.
Diberitakan sebelumnya, dalam kasus itu polisi mengamankan dua orang yang diduga sebagai mucikari, yakni M. Taufik Ismail (21) dan Deri Indriana (24).
"Kenal juga sama yang ditangkep. Beda tower sih, tapi ya tahu sama tahu, jadi suka sapa-sapaan aja. Tapi gak saru circle," ujarnya saat ditemui Suara.com di sebuah kafe di bilangan Jalan Sultan Tirtayasa Bandung, Jumat (22/1/2020).
Uniknya, pekerjaan yang dipilih Ayu sejak berhenti dari bisnis prostitusi online adalah menjadi pengemudi taksi online.
Ia memilih pekerjaan itu karena beberapa hal. Pertama kata dia, tak mungkin mencari pekerjaan di sektor formal karena banyak tatto yang menempel di tubuhnya.
Baca Juga: Digugat Anak Rp3 M, Kakek Koswara Menangis saat Curhat Ini ke Dedi Mulyadi
"Jadi pemandu lagu juga gak mungkin soalnya kan PSBB lagi Kota Bandung, yang kerja di karaoke aja pada nganggur lagi," katanya.
Kebetulan kata Ayu, dirinya baru memperoleh SIM A. Dan seorang kawannya meminjamkan akun aplikasai taksi online padanya.
Ayu sendiri tak memiliki kendaraan. Toyoya calya yang ia gunakan merupakan milik seorang kawannya. Ia menyewa kendaraan itu dengan tarif Rp80 ribu per hari.
Dalam sehari, Ayu mengaku mampu mendapat pendapatan kotor sekitar Rp200 ribu.
"Itu dari aplikasi aja. Tapi ada tambahan lain kaya anter jemput temen atau anter nge-make up," katanya.
Padahal, tarif sekali kencan singkat saat ia masih aktif di dunia prostitusi online dulu adalah Rp500 ribu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Pertamina Bersihkan Puskesmas Rantau di Aceh untuk Pulihkan Layanan Kesehatan Masyarakat
-
Lokasi SIM Keliling Medan Pekan Ini, Lengkap dengan Syarat dan Jam Operasionalnya
-
Kerugian Banjir di Aceh Timur Capai Rp 5,39 Triliun, Ribuan Rumah Rusak
-
1.955 Kantong Darah Didistribusikan ke Wilayah Bencana di Aceh
-
ARTKARO 2025, dari Kegelisahan Lokal Menuju Ekosistem Seni Rupa Nasional