SuaraSumut.id - PDAM Tirta Peusada Kabupaten Aceh Timur menaikkan tarif air hingga 10 persen per kubik. Hal ini dilakukan guna menutupi biaya operasional.
"Kenaikan hanya berlaku untuk pelanggan biasa. Untuk pelanggan sosial seperti masjid, panti asuhan dan lainnya tidak naik," kata Direktur Utama PDAM Tirta Peusada Iskandar, dilansir Antara, Jumat (12/1/2021).
Saat ini tarif air PDAM Tirta Peusada masih relatif rendah dibandingkan daerah lain. Tarif dasar untuk pelanggan sosial Rp1.800, tarif dasar untuk pelanggan biasa Rp3.000 dan tarif penuh untuk niaga Rp3.700.
Berdasarkan Permendagri Nomor 71 Tahun 2016, tarif dasar air terendah untuk pelanggan sosial mencapai Rp3.200, tarif dasar untuk pelanggan biasa Rp4.100, dan tarif penuh untuk niaga Rp5.900.
Baca Juga: Kocak Maling di Bekasi Mudah Ditangkap karena KTP Ketinggalan di Minimarket
"Jika nanti dinaikkan, tarif air tetap masih lebih rendah dari ketentuan Permendagri. Artinya penyesuaian yang dilakukan PDAM Tirta Peusada masih mempertimbangkan kemampuan masyarakat," ujarnya.
Kenaikan tarif air diupayakan tidak terlalu memberatkan masyarakat, dan sesuai dengan ketentuan berlaku.
Ia mengajak camat dan keuchik atau kepala desa di Aceh Timur membantu menyosialisasikan kenaikan tarif kepada masyarakat. Sebab, kenaikan tarif untuk menyesuaikan dengan biaya operasional yang semakin tinggi.
PDAM Tirta Peusada terus mengalami kerugian setiap tahun hingga kini nilainya mencapai Rp3,3 lebih karena sejak 2013 tidak ada penyesuaian tarif.
Tingginya biaya operasional di antaranya karena kekeruhan air baku yang menyebabkan penggunaan tawas meningkat, perbaikan jaringan rusak, serta perawatan aset.
Baca Juga: Satgas Pastikan Mutasi Covid-19 Asal Inggris Belum Ada di Indonesia
"Seperti meter air banyak yang rusak. Perbaikan dan penggantiannya membutuhkan biaya. Begitu juga instalasi pengolahan air, sudah banyak yang tua dan perlu perbaikan," tukasnya.
Berita Terkait
-
Ujaran Kebencian Selama Pilkada Serentak Lebih Banyak Dibandingkan Saat Pilpres, Ada Faktor Kesengajaan?
-
Hasil Penelitian Universitas Monash Australia: Pilkada Aceh Paling Banyak Ujaran Kebencian, Sumbar Terendah
-
Gegara Mikrofon, Debat Ketiga Pilgub Aceh Ricuh, Pendukung Paslon Ribut Naik ke Panggung
-
Mobil Timses Calon Bupati Aceh Timur Dibakar OTK, Polisi Buru Pelaku
-
UMP Aceh 2025 Naik Berapa? Ini Perkiraannya
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
4 Korban Hilang saat Longsor di Karo Ditemukan Meninggal Dunia
-
4 Orang Tewas Dalam Banjir Bandang di Sibolangit, 2 Masih Hilang
-
Kembali Pimpin Medan usai Kampanye Pilgub Sumut, Bobby Nasution Resmikan 60 Bus Listrik
-
Longsor di Karo Sumut, 10 Orang Hilang
-
Banjir dan Tanah Longsor Terjang 5 Lokasi di Sumut, 10 Orang Tewas