Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Minggu, 28 Maret 2021 | 10:29 WIB
Ratusan kotak amal disita Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Deli Serdang. [Ist]

SuaraSumut.id - Suasana di sebuah rumah yang dijadikan kantor Yayasan Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf, di Jalan Selangat/Jalan Kakap Medan Belawan, tampak sepi, Sabtu (27/3/2021) sore.

Halaman depan rumah permanen terlihat kosong. Ayunan dan perosotan teronggok begitu saja, dengan pagar tertutup rapat. Tak ada plang mengenai identitas yayasan.

SuaraSumut.id yang tiba di depan rumah langsung mengucapkan salam. Tak lama, terdengar suara pria membalas ucapan salam dari dalam rumah tersebut.

"Walaikumsalam, buka aja pagarnya tidak dikunci," ujar pria berinisial Y (46).

Baca Juga: Papan Reklame Berkembang, Dorong Hadirnya Printer Format Besar Tahan Air

Ia lalu meminta masuk wartawan ke ruang tamu yang berada langsung di depan pagar, dan mempersilahkan untuk duduk di sofa berwarna coklat. Tak ada minum yang dihidangkan.

"Saya disini hanya penjaga kantor saja, sejak tahun 2015, ini rumah pimpinan yang dijadikan kantor," ujarnya dengan lembut.

Y dengan raut wajah teduh menyebutkan, dari beberapa tahun lalu yayasan itu memang mengumpulkan dana lewat kotak amal dengan tujuan sosial.

"Kalau saya tahunya (kegiatan) nyebarkan kotak ke warung, rumah pribadi, toko grosir (minimarket) gitulah, dan setiap bulannya dikutip lalu disalurkan lagi ke masyarakat untuk tujuan sosial," kata pria bertubuh kurus dan berkulit sawo matang itu.

Y menjelaskan, kegiatan sosial tersebut berupa santunan untuk fakir miskin, janda dan anak yatim, kemudian untuk pendidikan.

Baca Juga: Hampir 10 Tahun Menikah, Thalita Latief Gugat Cerai Dennis Rizky

"Salah satunya di sini ada Paudnya (taman kanak-kanak), termasuk juga tanggap bencana. Kita sering itu, sampai kemarin ke Palu, Aceh, sama Sinabung yang sering karena dekat. Ada juga sunat massal dan pengobatan gratis disini sering mengadakan," imbuhnya.

Y sendiri juga sering membantu membagikan kotak amal di kawasan Medan Belawan.

"Saya hanya ada 18 kotak, disebar dari Simpang Kantor sampai Belawan, tiap bulan dapat paling banyak Rp 2 jutaan," kata pria yang memiliki dua anak ini.

Kotak amal tersebut disebar mulai tanggal 1 dan dikutip 40 hari setelahnya. Setelah dikutip, maka dicatat ke buletin untuk dilaporkan ke pusat.

"Kalau kawan-kawan lain, ada yang dapat Rp 7,5 juta tiap bulannya ada yang 15 ada yang 20 juta, tergantung banyak kotaknya. Kalau ke pusat gak pernah kirim dana, hanya laporan saja, karena ada yang mengaudit," sambungnya.

Penangkapan Mantan Pimpinan di Jakarta Merembet ke Sumut

Y mengatakan, kegiatan sosial di Yayasan Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf Cabang Sumut awalnya berjalan normal.

Namun, terjadi penangkapan terhadap mantan pimpinan yayasan tersebut di Jakarta, karena terlibat jaringan terduga teroris Jemaah Islamiah (JI).

"Hasil putusan pimpinan kita tanggal 18 Desember 2020 kita sudah vakum. Kebetulan mantan ketua di pusat kena kasus ini, kebetulan dia pernah megang satu periode," ucapnya.

"Setelah penangkapannya itulah vakum, rupanya kawan-kawannya di cabang lain takut, mengundurkan diri, ya kita ikut juga khusus untuk pendidikan tetap jalan sampai tamat tahun ini, karena sebagai tanggungjawab kita sama masyarakat," sambungnya.

Y mengatakan, kasus jaringan terduga teroris yang berawal dari Jakarta akhirnya merembet ke Sumatera Utara. Ia membeberkan pimpinan cabang yayasan di Sumut berinisial MA berikut bendahara berinisial Mfd.

Rumah gudang terduga teroris di Deli Serdang [Suara.com/ M Aribowo]

"Ditangkap di Marelan Pasar IV, Jumat 21 Maret pekan lalu, pas mau salat subuh dijemput," katanya.

Y menceritakan, polisi juga menggeledah kantor cabang dan mengamankan sekitar 300 kotak amal.

"Di sini ada 300 kotak amal, sudah kosong," jelas Y.

Takut Terbawa-bawa soal Terorisme

Raut wajah Y seketika berubah ketika. Ia bercerita soal nasibnya ke depan. Ada banyak hal yang membebaninya, mulai dari kondisi keuangan menghidupi keluarganya dan kekhawatirannya soal terbawa-bawa soal dugaan terorisme.

"Saya sudah diperiksa polisi datang kemari. Dari beberapa yang ditangkap saya ada yang kenal, ada orang lembaga sini, ada yang bukan, ada juga sekedar bantu dana," katanya.

Pasca diperiksa, ia juga selalu merasa diintai. Meski begitu, Y tetap pasrah berserah diri apapun yang terjadi.

"Saya berpikir juga kalau (jaga kantor dan Paud) ini dana operasional nya darimana, sebelumnya kan dana operasional ini ditanggung sama yayasan, bayar air lampu sama ngecat-ngecat, bayar guru inilah. Kedepannya saya gak tahu lagi harus gimana," jelas pria yang berjualan es keliling ini.

Kotak Amal Terus Disita

Tim Densus 88 terus bergerak di Sumut. Pada Sabtu (27/3/2021) petugas kembali mengamankan puluhan kotak amal milik terduga teroris di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

Informasi diperoleh, kotak amal yang disita itu salah satunya milik Lembaga Amil Zakat Abdurahman Bin Auf yang disinyalir terlibat dalam jaringan terorisme. Puluhan koyak amal disita dari rumah makan, dan gerai minimarket.

"Ya, ada puluhan kotak amal diamankan Tim Densus di Asahan," ujar Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi.

Pada Jumat (26/7/2021) Tim Densus 88 mengamankan 500 kotak amal di Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang.

"Kurang lebih 500 kotak amal diamankan Tim Densus 88 di Deli Serdang," kata ujarnya.

Ia mengatakan, kotak amal yang disita merupakan rangkaian melakukan pendalaman terhadap 18 orang terduga teroris yang diamankan di Medan, Belawan, dan Tanjungbalai.

"Terkait dengan aliran dana, jaringan dan lain sebagainya itu nanti akan kita sampaikan dengan Mabes Polri," kata Hadi.

Di dalam kotak amal tersebut, kata Hadi, ditemukan label yayasan tertentu. Oleh sebab itu, pihak kepolisian akan berkordinasi dengan Kementerian Agama.

"Ini kan ada label yayasan, kemudian kita pasti akan koordinasi dengan kementerian terkait dengan keabsahan penggunaan label ini," ungkapnya.

"Pada prinsipnyakan semua orang dianjurkan untuk memperbanyak sedekah tapi betul-betul mengetahui kemana bentuk sedekah itu, peruntukannya," sambungnya.

Hadi menyampaikan, belum ada penambahan terduga teroris yang diamankan oleh Tim Densus 88 di Sumut.

"Belum ada penambahan terduga teroris. Ini langkah penyitaan ini setelah Densus 88 mendalami kegiatan di Belawan, Medan, Tanjungbalai, kembali ditemukan 500 kotak, ini rangkaiannya," tandasnya.

Sebelumnya, Tim Densus 88 Antiteror Polri menahan 18 orang terduga teroris di Sumatera Utara mulai Jumat (19/3/2021) hingga Senin (21/3/2021).

Ke-18 terduga teroris itu ditahan di lokasi yang berbeda-beda. Mulai dari Medan, Binjai, Langkat, Padangsidimpuan, Tanjung Balai, Labuhanbatu, dan juga Deli Serdang.

Kontributor : M. Aribowo

Load More