Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Rabu, 31 Maret 2021 | 19:54 WIB
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. [Ist]

SuaraSumut.id - Tinggi Muka Air (TMA) Danau Toba, Sumatera Utara, mulai mengalami pengurangan dan bahkan menyentuh titik minimum.

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menduga, menurunnya level itu disebabkan beberapa hal, salah satunya hilangnya tanaman yang ada di kawasan tersebut.

"Tentunya harus kita pelajari, tapi itu sudah ditemukan bahwa banyaknya tanaman-tanaman yang harusnya ada tapi sekarang tidak ada," kata Edy Rahmayadi, Rabu (31/3/2021).

Untuk mengantisipasi terus berkurangnya tinggi muka air, BPPT melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BTMC) akan melakukan rekayasa cuaca untuk menurunkan hujan di kawasan tangkapan air Danau Toba.

Baca Juga: Lahan 70 Hektar Buat Rumah DP 0 Rupiah Masih Misteri, DPRD DKI: Itu Fiktif?

"Yang kedua, dalam waktu dekat akan dilakukan hujan buatan yang saat ini sedang dilakukan sehingga mengantisipasi minesnya air yang harus ada di Danau Toba," ungkapnya.

Danau Toba memiliki fungsi strategis baik untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA), irigasi, serta kebutuhan air baku untuk industri dan rumah tangga termasuk pariwisata.

Air Danau Toba juga menjadi sumber utama untuk tiga bendungan yakni bendungan Pengatur, Bendungan Sigura-gura, dan Bendungan Tangga. Serta menjadi sumber pemutar turbin 2 PLTA yakni PLTA Sigura-gura dan PLTA Tangga.

Diketahui, permukaan air Danau Toba mengalami tren terus menurun setiap tahun. Selain efek perubahan iklim yang menyebabkan perubahan curah hujan di kawasan tersebut, penyebab lainnya diduga lantaran terjadinya kerusakan lingkungan.

Kontributor : Muhlis

Baca Juga: Lucas Torreira Berduka, Sang Ibu Meninggal Dunia karena Covid-19

Load More