Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Senin, 19 April 2021 | 02:35 WIB
Ilustrasi - Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatera Selatan, Selasa (8/1/2019). [ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz]

SuaraSumut.id - Bank Indonesia menyebut bahwa kinerja industri karet dan makanan mulai pulih di Sumatera Utara. Hal ini pun mendorong investasi.

Namun dimikian, tidak terinci besaran investasi pada masing-masing sektor.

"Kondisi yang membaik itu tercermin dari peningkatan investasi di sektor itu pada tahun 2021," ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut, Soekowardojo dilansir Antara, Senin (19/4/2021).

Ia mensyebut, sektor industri karet ada investasi rutin, seperti perawatan mesin dan adanya peningkatan keuntungan dari harga jual yang lebih baik. Sedangkan di sektor kimia dan farmasi didorong pembelian alat penunjang transportasi dan ekspedisi.

Baca Juga: Diterjang Ombak Besar, Tim Explorasi Kayak Toba Terpaksa Ngecamp Darurat

"Yang pasti kinerja sektor industri karet, kimia dan farmasi, industri makanan dan minuman, serta perdagangan besar dan eceran, tren meningkat dibandingkan sektor lainnya," ujarnya.

Sementara pada sektor konstruksi belum pulih. Ini menyusul Proyek Strategis Nasional (PSN) di tahun 2021 lebih sedikit dibandingkan tahun 2020, termasuk serapan anggaran yang masih sangat terbatas pada kuartal pertama.

Dengan membaiknya investasi di beberapa sektor, diharapkan investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) 2021 lebih besar dari 2020.

Nilai investasi di Sumut pada 2020 masing-masing sebesar Rp 18,189 triliun untuk PMDN dan PMA sebesar 974,8 juta dolar AS.

Baca Juga: Persib Belum Pasti Turunkan Ezra dan Wander Luiz di Leg Kedua Lawan PSS

Load More