Suhardiman
Kamis, 22 April 2021 | 10:57 WIB
Masjid Raya Al Osmani di Medan. [Suara.com/M.Aribowo]

"Yang beliau percayakan untuk mendirikan Masjid yang pada tahun 1870, namun keberadaannya (tetap kokoh) sampai pada tahun-tahun berikutnya," katanya.

Ahmad menuturkan, dengan visi Sultan Mahmud Perkasa Alam didukung arsitektur pada saat itu, berdirilah Masjid Al Osmani yang bergaya modern.

"Ada gaya eropanya, ada gaya timur tengahnya ada gaya indianya, ada gaya arsitektur cinanya dibalut keseluruhannya Melayu Deli-nya," imbuhnya.

Menilik ke bangunan masjid, kata Ahmad, maka akan tampak ciri khas dari Eropa, Timur Tengah, China, dan Melayu Deli.

"Perhatikan bangunan demi bangunan masjid ini, ada bangunan timbul yang kita kenal dengan minimalis Eropa dan itu sudah dibuat pada tahun 1870," katanya.

"Gaya timur tengah bangunan ini tiang demi tiang bangunan ini, diatasnya ada bulatan ladam kuda itu persis seperti yang ada di timur tengah. Kalau kita perhatikan di dalam masjid ini, bentuk reliefnya dan gayanya mengembang ke bawah, kuncup ke atas, mengingatkan bangunan India, Taj Mahal," sambungnya.

Sementara di bagian pintu yang berada di tiga penjuru, yakni selatan, barat, dan utara terlihat ukiran ornamen khas Tiongkok.

"Keseluruhan bangunan dicat dengan warna kuning dan dicat dengan warna hijau. Filosofinya yakni Kuning menunjukkan ke-Melayuan dan hijau ke-Islaman," ucapnya.

Wujud Kerukunan Umat Beragama di Medan

Baca Juga: Dramatis Bayi Kembar Siam Dempet Dada Dipisahkan 20 Dokter RSUD dr Moewardi

Masjid Raya Al Osmani yang memiliki kapasitas 1000 orang ini, juga merupakan wujud dari kerukunan antara umat beragama yang ada di Medan.

Ahmad melanjutkan, hal ini terlihat dari adanya sumbangsih tokoh masyarakat Tionghoa, Tjong A Fie dalam pembangunan masjid.

"Antara Tjong A Fie dan Sultan Deli keakraban cukup baik. Dalam pembangunan sedikit banyak ada sumbangsih dari Tjong A Fie, mungkin melihat dari gaya pintunya mungkin sumbangsih pikiran dari Tjong A Fie, sehingga masjid kita ini nuansa seninya mengarah kesana," tuturnya.

Oleh karenanya, masjid ini menjadi simbol kerukunan umat beragama yang sejak dahulu kala sudah terpelihara dengan apik di Medan.

"Dan generasi selanjutnya, harus tetap menjaga hidup damai dan rukun dengan umat beragama lainnya khususnya yang ada di Medan," pungkasnya.

Kontributor : M. Aribowo

Load More