SuaraSumut.id - Upaya masyarakat disekitar Danau Toba untuk pertahankan tanah adat mereka yang masuk dalamm konsesi PT TPL masih terus berlangsung.
Perjuangan itu tetap dilakukan meski banyak masyarakat yang menjadi korban kekerasan bahkan kriminalisasi yang diduga dilakukan PT TPL. Mereka menuntut agar PT TPL ditutup.
Hal itu terungkap dari pengakuan para korban dalam jumpa pers "Korban kekerasan dan Kriminalisasi Buka-bukaan tentang Kekejaman PT TPL" yang digelar secara virtual oleh KSPPM, Senin (31/5/2021).
Dari puluhan korban, 13 orang diantaranya hadir dan berikan penyataan atas apa yang mereka alami. Seperti yang dialami Rusliana Marbun (57) dari Desa Matio yang harus mendekam dibalik jeruji besi selama 3 bulan karena mempertahankan tanahnya.
Baca Juga: Potret Taemin Sebelum Berangkat Wamil, Rambut Stylish Berganti Kepala Pelontos
"Saya dikatakan melukai mereka pakai kunci. Padahal kunci mobil dia (humas TPL) yang digoreskannya kelehernya. Baru dilaporkan kami ke polisi. Kami dipanggil polisi, terus dibilang disuruh serahkan tanah ke mereka baru dicabut laporan," ungkap Rusliana.
Kesaksian juga diberikan oleh Pdt Haposan Sinambela, Mangitua Ambarita, Thompson Ambarita dari Sipahoras dan Jusman Simanjuntak.
Mereka dilaporkan ke polisi dan diminta untuk membuat pernyataan dan serahkan tanah mereka jika ingin berdamai. Namun, mereka tidak ingin berdamai dan tetap perjuangkan tanah mereka meski harus dipenjara.
Ia mengungakapkan, segala upaya telah mereka lakukan. Bahkan mereka telah membuat laporan ke Divpropam Polri terkait dugaan kriminalisasi yang dilakukan oknum polisi kepada mereka.
"2013 sudah dilaporkan semua masalah ini ke propam. Tapi tanggapan mereka tidak sesuai dengan maksud masyarakat. Sampai hari ini tidak ada jawaban dari propam," ungkapnya.
Baca Juga: Survei SMRC: 42 Persen Rakyat Indonesia Ingin Pemerintah Cari Solusi Israel - Palestina
Sementara itu, Edu Pandiangan menyarankan agar seluruh masyarakat di seputaran Danau Toba untuk kompak memperjuangkan tanah adat mereka.
Berita Terkait
-
Tol di Sumatera, Kalimantan, dan Bali Dipadati Kendaraan! Ini Pemicunya
-
Pertamina Pastikan Kesiapan Stok BBM, LPG dan Jargas di Sumatera Utara Jelang Lebaran
-
9 Rekomendasi Wisata di Danau Toba, 'Surga' Tersembunyi yang Menarik Dijelajahi
-
8 Rekomendasi Tempat Wisata di Sumut untuk Libur Lebaran 2025, Lengkap dengan Tiket Masuknya
-
Solidaritas Merauke: Ratusan Masyarakat Adat Bersatu Tolak PSN yang Mengancam Hak dan Lingkungan!
Tag
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Pria di Simalungun Diduga Alami Tindak Kekerasan Oknum Penyidik, Keluarga: Pak Kapolda Tolong Kami..
-
Sopir Toyota Rush Ngantuk Tabrak Bocah Pejalan Kaki hingga Tewas di Simalungun
-
Cemburu Buta Bikin Pria di Medan Bunuh Kekasih, Jasad Tinggal Tulang Ditemukan dalam Sumur
-
Garena Free City Buka Pre-Registrasi di Asia Tenggara hingga Afrika
-
Bobby Nasution Akan Sanksi ASN Tak Masuk Kantor di Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran 2025