SuaraSumut.id - Pemprov Sumut belum mengizinkan digelarnya pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Alasannya penyebaran Covid-19 masih tinggi. Namun demikian, para orangtua tetap mempersiapkan peralatan sekolah untuk anaknya.
Hal itu terlihat di salah satu swalayan di Jalan Kapten Muslim, Medan. Tampak orangtua memborong buku sekolah maupun alat tulis dan lainnya.
Salah seorang pengunjung bernama Linda mengaku, perlengkapan sekolah tetap dibutuhkan karena akan ada pekerjaan rumah (PR) dari guru sekolah yang harus ditulis.
"Iya memang belajarnya secara online tapi ada tugas dari guru anak saya yang harus dikerjakan sehingga dalam seminggu ada tiga kali wajib ke sekolah untuk mengantar tugasnya," katanya, dilansir dari digtara.com--jaringan suara.com, Sabtu (10/7/2021).
Dirinya juga mengaku kecewa lantaran sebelum diumumkannya pembatalan pembelajaran tatap muka, mereka sudah begitu semangat membeli keperluan sekolah untuk anaknya.
"Kami pikir udah bakal sekolah seperti biasa karena sempat beredar kabar tapi gak taunya baru tatap muka nanti bulan Agustus," jelasnya.
Namun demi kesehatan anak, ia akan mematuhi sepenuhnya keputusan pemerintah.
"Mau sekolah online mau enggak sama aja menurut saya yang penting anak saya tetap sehat. Malah untungnya karena sekolah secara online saya bisa melihag kegiatan anak saya terutama pola makannya bisa saya jaga. Karena di zaman Covid ini untuk makan di luar saya jadi ragu," tukasnya.
Sebelumnya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menegaskan belum mengizinkan digelarnya belajar tatap muka di Sumut. Ia mengaku banyak pihak orang yang menuntut agar pemberlakuan sekolah tatap muka dilaksanakan.
Baca Juga: 5 Tanda Tak Terbantahkan kalau Kamu Telah Bosan dengan Hubungan Sekarang
Hal itu disampaikan Edy saat rapat penanganan pandemi Covid-19 di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Jumat (9/7/2021).
"Menuntut semua orang, buka sekolah, buka sekolah. Yang disambut orang-orang ekonomi, yang disambut orang-orang yang tak mengerti tentang kesehatan," katanya.
Edy mengatakan, siap mempertaruhkan jabatannya demi memutus rantai penularan Covid-19 di Sumatera Utara.
"Saya akan putuskan dengan segala risiko jabatan saya, yang penting tepat sasaran. Kalau ahli kesehatan masih ngomong jangan buka, (maka) tidak akan buka," kata Edy.
Edy mengatakan, semestinya jika ingin menanyakan pendapat tentang sekolah tatap muka, harus kepada ahli kesehatan, bukan dilihat dari aspek ekonomi. Sebab, kata Edy, menurut ahli kesehatan sekolah tatap muka beresiko membuat anak terpapar virus Corona
"40 persen angkutan kota tak ada penumpang karena sekolah ditutup. Itu bidang kalau tinjauan ekonomi. Tapi kalau orang kesehatan, menilai itu sangat berbahaya karena satu kena (terpapar virus Corona) anak itu, bisa kena semuanya," tegasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
Terkini
-
Cara Alami dan Efektif Mengusir Lalat di Ruang Terbuka
-
Cara Membuat Pengharum Ruangan dari Molto, Praktis, Wangi Tahan Lama, Hemat Biaya
-
Daftar Cushion Lokal Murah yang Kualitasnya Bikin Terkejut
-
Eks Kades di Bireun Aceh Diduga Terlibat Korupsi Dana Desa Ditahan
-
Antisipasi Lonjakan Trafik Lebih dari 27 Persen, Ini Strategi Indosat Sumatra