Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Kamis, 15 Juli 2021 | 16:33 WIB
Parbetor di Medan menjerit butuh bantuan akibat PPKM Darurat. [Suara.com/M Aribowo]

SuaraSumut.id - Sejumlah penarik becak motor (Parbetor) yang kerap mangkal di seputaran Jalan Perintis Kemerdekaan Medan, Kamis (15/7/2021) sore tampak lesu.

Sebagian ada yang duduk di trotoar, memandang jalan yang sepi, sembari mengisap rokok tembakau. Sebagian lagi memilih tidur di dalam bak penumpang, sejenak melupakan runyamnya kenyataan yang kian menghimpit.

Para Parbetor ini merasakan dampak nyata penerapan PPKM darurat di Kota Medan. Penumpang sepi, membuat pemasukan mereka untuk kebutuhan sehari-hari juga sepi.

"Streslah, stres! Apa yang mau kubawa ke rumah kalau sepi gini," kata Edo (48), salah seorang parbetor ketika ditemui wartawan SuaraSumut.id.

Baca Juga: Kasatpol PP Gowa Minta Maaf Anggotanya Pukuli Ibu Hamil

Dengan wajah kusut karena baru bangun tidur, pria ini mengatakan, pendapatannya anjlok. Mirisnya belum ada bantuan yang didapat.

"Agar supaya irit pas di luar, kami buat kayak dapur umum di pinggir jalan, untuk masak mi, buat kopi, kalau gak terasa kali," ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Dame (50) penarik betor lainnya. Ia mengaku, merasakan kesulitan akibat dampak PPKM darurat.

"Biasakan (sebelum PPKM) dapat Rp 75 ribu, sekarang tak dapat. Sepi penumpang, orang kerja yang lain gak ada lagi. Belum lagi mutar-mutar karena banyak disekat," kata Dame warga Jalan Perjuangan Medan.

Ia berharap pemerintah juga memperhatikan para Parbetor yang mengais nafkah lewat jasa transportasi di Medan.

Baca Juga: PPKM Darurat, Arema FC Jadikan Website Resminya Tempat Lapak Jualan UMKM

"Belum ada dapat bantuan, darimana? Semoga PPKM ini gak panjang, pandemi berlalu, kalau diperpanjang tapi gak ada bantuan, itulah nanti yang gawat," katanya sembari membetulkan masker.

Warga Bantu Warga

Dame mengutarakan, sejauh ini bantuan yang diterima para parbetor hanya dari warga.

"Kadang ada warga yang lewat dikasih kami nasi bungkus, ada yang kasih beras. Itulah paling, kalau dari pemerintah belum ada," ungkapnya.

Dame berharap agar kiranya pemerintah lebih memperhatikan nasib rakyat kecil yang terdampak PPKM darurat.

"Ya perhatikan nasib kami gimana, saat ini kami pada menjerit, kalau terus begini gawat," tutupnya.

Sebelumnya, pemerintah pusat menetapkan 15 daerah di luar Jawa dan Bali melaksanakan PPKM Darurat. Salah satu daerah itu adalah Kota Medan.

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengatakan akan melakukan komunikasi dengan daerah-daerah yang ada di sekitar Kota Medan terkait PPKM darurat.

Hal itu dikatakan Edy usai menggelar rapat secara virtual yang dihadiri Wali Kota Medan Bobby Nasution tentang PPKM Darurat dengan Menteri Perekonomian Airlangga Hartanto, terkait klasifikasi daerah penyebaran Covid-19, Jumat (9/7/2021).

"Kita informasikan kepada 5 Kabupaten dan Kota tetangga nya Kota Medan untuk juga melakukan bersama sama mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan penumpukan di Kota Medan sampai 20 Juli," katanya.

Dalam rapat tersebut juga dibahas langkah antisipasi penyebaran Covid-19 varian delta. Salah satu langkah yang akan diambil adalah membuat aturan PPKM darurat di Kota Medan.

Kontributor : M. Aribowo

Load More