Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Sabtu, 16 Oktober 2021 | 20:42 WIB
Ester Anggreni Simanjuntak saat melakukan kerja praktik di PT. Halliburton Indonesia. [Ist]

SuaraSumut.id - Ester Anggreni Simanjuntak, mahasiswi asal Medan yang menempuh pendidikan di program studi Teknik Perminyakan Universitas Pertamina, menyoroti dampak pencemaran laut akibat eksplorasi lepas pantai

"Tumpahan minyak tidak saja dapat merusak ekosistem laut dan merugikan para nelayan. Perusahaan eksplorasi juga berpotensi menderita kerugian finansial dan reputasi. Belum lagi terancam penalti dari organisasi berwenang," kata Ester dalam keterangan yang diterima, Sabtu (16/10/2021).

Tantangan nyata dunia eksplorasi memotivasi Ester dan dua mahasiswa lain, yakni Fransisca Indah Permatasari dan Larasati Dina Putri mengajukan gagasan desain pengeboran lepas pantai yang aman dan ramah lingkungan. Tim juga memastikan bahwa dari segi biaya, desain yang ditawarkan sangat efisien.

"Gagasan yang kami ajukan adalah mengganti cairan pengeboran berbasis minyak atau oil based fluida yang biasanya digunakan dalam proses pengeboran batuan, dengan water based fluida. Fluida berbasis minyak berpotensi menyebabkan pencemaran jika dibuang ke laut. Kami menggantinya dengan fluida berbasis air yang lebih aman," katanya.

Baca Juga: Jadi Pengisi Suara di Film Nussa, Dewi Sandra Dipuji Suami

Beachpedia mencatat dari sekitar 706 juta galon limbah minyak di lautan. Operasi pengeboran lepas pantai menyumbang sekitar 2,1 persen setiap tahunnya. Limbah minyak dari operasi pengeboran lepas pantai salah satunya berasal dari oil based fluida.

Gagasan Ester dan tim, meraih Juara 1 di ajang Derrick 2021 pada bidang Well Design Competition. Derrick merupakan ajang bergengsi tahunan yang diselenggarakan oleh Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas Cepu.

Kejuaraan ini diikuti tim terbaik dari perguruan tinggi bergengsi di Indonesia. Setelah dinyatakan lolos pada preliminary, tim diberikan waktu untuk membuat laporan desain sumur offshore yang berlokasi di Northern Sea, Norwegia.

Diakui tim, kehadiran Mata Kuliah Teknik Pengeboran dan Mata Kuliah Workover and Well Services (Completion), sangat membantu mereka dalam menyusun proposal.

"Kami juga sudah terbiasa dengan project based learning yang disesuaikan dengan kondisi riil industri energi saat ini. Sehingga, pengetahuan yang kami dapatkan dari pembelajaran di kelas, praktik di laboratorium, sharing para praktisi, dan kunjungan ke industri, dapat kami gabungkan untuk memenuhi tugas berbasis proyek tersebut," tutur Fransisca.

Baca Juga: Truk Kontainer Terguling, Tol Cipularang Arah Jakarta Macet Total

Selain meraih Juara 1 pada kategori Well Design, tim dari Universitas Pertamina juga memboyong dua piala lainnya. 

Load More