Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Sabtu, 23 Oktober 2021 | 14:50 WIB
Kota Binjai, Sumatera Utara. [wikipedia]

Rizky melanjutkan, ada pendapat yang menyebutkan nama Kota Binjai berasal dari nama pohon. Pohon Binjai tumbuh di tepi Sungai Bingai dan bermuara ke Sungai Wampu.

"Ada seseorang yang membuka kampung namanya Pande Dingin di tepi Sungai Bingai. Ketika upacara adat pembukaan kampung, itu dilakukan di bawah sebatang pohon Binjai (sejanis bacang) yang pohonnya itu sangat rindang dan besar," katanya.

Pada abad ke-18, wilayah Binjai masuk ke dalam administrasi Kesultanan Langkat, dibawah pimpinan putra Raja Baddiuzzaman, nama putranya Raja Shahdan.

"Pada medio abad ke-19, ketika itu di Sumatera Timur muncul perkebunan perkebunan, nah termasuklah Binjai sendiri, kemudian banyak orang orang berdatangan dari Eropa, Tionghoa, Arab berdatangan ke wilayah Binjai, saat itu Binjai belum menjadi sebuah Kota," imbuhnya.

Baca Juga: Ketahui Aturan Plat RF, Siapa yang Boleh Menggunakannya?

Pembentukan Kota

Di tahun 1917, lanjut Rizky, karena semakin banyaknya orang-orang Belanda dan orang-orang timur asing datang di perkampungan Binjai ini, kemudian pemerintah kolonial Belanda membentuk Binjai sebagai suatu kota yang bersamaan dengan Kota Medan, Tanjung Balai dan Tebing Tinggi.

"Di era Kemerdekaan Binjai juga salah satu kota yang menjadi basis pertahanan perjuangan masyarakat merebut kemerdekaan," jelasnya.

Perkembangan Binjai yang djuluki kota Rambutan ini dari masa ke masa terus berkembang pesat.

"Perkembangan Binjai sampai sekarang semakin pesat sebagai wilayah satelit dari Kota Medan, ada pusat perbelanjaan modern, tata kota baik, bersih, itu menandakan ada kemajuan di Binjai," tukasnya.

Baca Juga: PPKM Level 2, Wisata Lembang Padat Diserbu Pengunjung

Kontributor : M. Aribowo

Load More