Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Kamis, 10 Maret 2022 | 13:19 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. [Antara]

SuaraSumut.id - Sebanyak 13 daerah di Sumatera Utara (Sumut), memiliki angka prevalensi anak yang terlahir dalam kondisi kerdil (stunting) di atas 30 persen.

"Persoalan stunting di Sumut harus bisa teratasi," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, melansir Antara, Kamis (10/3/2022).

Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menunjukkan, 13 daerah itu masuk dalam kategori merah.

Adalah Mandailing Natal, Padanglawas, Pakpak Bharat, Nias Selatan, Nias Utara, Dairi, Padanglawas Utara, Nias, Kota Padangsidimpuan, Langkat, Batu Bara, Labuhanbatu Utara, dan Tapanuli Selatan.

Baca Juga: Pelonggaran Aturan Terkait Covid-19 Mulai Diberlakukan, Namun Pusat Perbelanjaan Masih Ketat Terapkan Prokes

"Mandailing Natal prevalensi kekerdilannya menyentuh 47,1 persen. Memuncaki peringkat kedua dari 246 kabupaten/kota pada 12 provinsi prioritas. Lalu Padanglawas prevalensinya 42 persen, masuk dalam 10 besar daerah berstatus merah," ungkapnya.

Sedangkan daerah yang masuk dalam kategori kuning dengan kisaran angka kekerdilan 20-30 persen, yakni Samosir, Simalungun, Nias Barat, Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Kota Gunungsitoli, Tanjung Balai, Kota Sibolga, Tapanuli Tengah, Karo, Toba Samosir, dan Binjai.

Sementara kategori hijau atau angka prevalensi berkisar 10-20 persen, yaitu Serdang Bedagai, Medan, Asahan, Kota Tebing Tinggi, Pematangsiantar, dan Deli Serdang.

Load More