Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Selasa, 12 April 2022 | 17:52 WIB
Mengenang Sosok Ponirin Meka, Kiper Lengendaris Timnas Indonesia dan PSMS Medan Berjuluk "Si Tangan Emas"
Ponirin Meka kiper legendaris di Timnas Indonesia dan PSMS Medan. [Ist]

Momen yang membuat nama Ponirin semakin harum dikenal sebagai kiper handal terjadi pada turnamen Fatahillah Cup 1982.

"Di semifinal menghadapi Persija, pelatih PSMS Herman Tamaela mempercayakan Ponirin untuk tampil sebagai kiper inti menggantikan Taufik Lubis yang tidak fit," ungkapnya.

Ternyata Ponirin tidak kagok bermain sebagai kiper inti di semifinal menghadapi Persija yang waktu itu diperkuat bintang-bintang Timnas seperti Ristomoyo dan Budi Tanoto.

Ponirin Meka kiper legendaris di Timnas Indonesia dan PSMS Medan. [Ist]
Ponirin Meka kiper legendaris di Timnas Indonesia dan PSMS Medan. [Ist]

"Kegemilangannya Ponirin berlanjut setelah membawa PSMS Medan sukses lolos ke final dengan mengalahkan Persija 2-1," katanya.

Di Final melawan PSIS Semarang, Ponirin kembali dipercaya mengawal gawang PSMS. Ponirin sukses membawa PSMS menjadi juara setelah mengalahkan PSIS 2-1.

"Usai membawa PSMS Medan menjuarai Fatahillah Cup 1982, Ponirin dipercaya menjadi penjaga gawang utama PSMS Medan menggantikan Taufik Lubis," jelasnya.

Baca Juga: Temui Ketua DPRD DKI, Riza Patria Minta Taufik Segera Dicopot dari Pimpinan Dewan

Menjadi Pahlawan Adu Penalti

Pada divisi utama perserikatan PSSI 1982/1983, trio pelatih PSMS Medan Wibisono, Zulkarnaen Pasaribu dan Parlin Siagian mempercayakan posisi kiper PSMS kepada Ponirin.

"Ponirin kembali membawa PSMS Medan lolos ke Final mengahadapi Persib Bandung," jelasnya.

Pada final melawan Persib, Ponirin menjadi pahlawan PSMS karena sukses membawa PSMS Medan menjadi juara setelah mengalahkan Persib 3-2 dalam adu penalti.

"Dalam adu penalti hanya dua eksekutor Persib yang mampu menjebol gawang PSMS, yaitu Bambang Sukowiyono dan Wawan Karnawan," kenang Indra.

Tiga penendang lainnya, yaitu Giantoro, Wolter Sulu dan Adjat Sudrajat, berhasil ditepis dengan gemilang oleh Ponirin.

"Gelar ini sendiri adalah gelar juara kejurnas/divisi utama perserikatan PSSI ke-5 untuk PSMS setelah sebelumnya sukses menjadi juara pada 1967, 1969, 1971 dan 1975 (Juara Bersama dengan Persija)," jelasnya.

Keberhasilan ini membuat Ponirin mulai dilirik oleh Timnas. Pada turnamen Merdeka Games 1984, Timnas Perserikatan yang waktu dilatih oleh legenda PSMS dan Timnas Yuswardi memanggil Ponirin bersama tiga rekannya, yaitu Sakum Nugroho,Yusnik Adiputra dan Reno Latuperissa.

Baca Juga: Irma Darmawangsa Terciduk Like Unggahan Barbie Kumalasari: Settingan Habis Berapa Duit ya?

"Meski dalam turnamen ini Timnas gagal menjadi juara, namun penampilan Ponirin Meka menuai pujian," katanya.

Kembali ke divisi utama Perserikatan PSSI 1984/1985, pelatih PSMS Medan Parlin Siagian kembali mempercayakan Ponirin untuk menjadi kiper utama PSMS. Ponirin bersama rekan-rekannya tampil apik hingga akhirnya suskse membawa PSMS Medan lolos ke Final. Pada final 1984/1985 PSMS kembali menghadapi Persib Bandung. Dalam babak normal dan perpanjangan waktu kedua tim bermain imbang 2-2 dan akhirnya final harus diselesaikan lewat drama adu penalti.

Load More