Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Rabu, 01 Juni 2022 | 16:56 WIB
Warga di Asahan Kibarkan Bendera di Jalan Rusak. [Ist]

SuaraSumut.id - Warga Desa Gonting Malaha, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara memperingati Hari Lahir Pancasila. Mereka menggelar upacara dan mengibarkan bendera di kubangan jalan rusak di desa tersebut, Rabu (1/6/2022).

Hal itu sebagai bentuk protes warga kepada Pemkab Asahan, yang belum melakukan perbaikan infrastruktur jalan di daerah itu. Upacara melibatkan puluhan emak-emak dan muda-mudi. 

"Aksi ini dilakukan dengan cara spontan. Warga merasa resah dengan pemkab Asahan yang dianggap tidak pernah membangun Desa Goting Malaha. Dimana jalan kami ini tidak pernah disentuh," kata salah seorang warga bernama Iqbal Husaini Alladuni.

Ia mengatakan, kondisi jalan Desa Goting Malaha telah rusak selama puluhan tahun.

Baca Juga: Respons Kunjungan Syawalan Prabowo Subianto ke Surya Paloh, Cak Imin Pede Bakal Bikin Koalisi Baru

"Jadi ini (jalan rusak) mulai dari kakek punya anak, sampai anaknya menjadi kakek kembali," beber Iqbal.

"Kami mendapatkan janji bahwa mereka akan menurunkan 32 truk untuk pengerasan jalan," tambahnya.

Apa yang dijanjikan Pemkab Asahan belum terealisasi. Warga sudah melakukan upaya lainnya dengan melakukan delegasi ke pihak dinas Pekerjaan Umum.

"Usai pertemuan, Kabid PUPR langsung turun dan meninjau lokasi jalan kami yang rusak ini. Namun, belum ada diturunkan bahan untuk membangun jalan tersebut," jelas Iqbal.

"Sehingga kami menaikan bendera merah putih setengah tiang. Itu diibaratkan sebagai rasa kami berduka karena kecewa dengan pemkab yang hanya melakukan janji-janji saja kepada kami," imbuhnya lagi.

Baca Juga: 8 Sumber Kekayaan Sarwendah, Dari Jualan Daster sampai Kuaci

Pemkab Asahan pernah meminta masyarakat menyediakan material untuk pengerasan jalan. Namun, warga tidak mengamini hal itu.

"Kalau untuk memperbaiki jalan ini, kami sudah lakukan secara swadaya kami saja. Agar tidak membahayakan masyarakat" katanya.

Akibat jalan rusak itu banyak ibu-ibu dan anak-anak menjadi korban. Mereka jatuh di jalan rusak itu.

"Pulang belanja, terjatuh. Belanjaannya terjatuh kelumpur. Anak sekolah tidak dapat ke sekolah karena jalan hancur berlumpur kalau hujan. Sehingga tidak dapat dilintasi," urainya.

Jalan rusak itu juga mengakibatkan seorang warga yang akan melahirkan meninggal dunia dijalan. Kejadian itu akibat akses yang sangat sulit dilalui jalan.

"Pernah warga meninggal dijalan saat dibawa kerumah sakit. Belum sampai sudah meninggal dunia, sama seperti ibu-ibu hamil, pernah melahirkan dijalan," tukasnya.

Kontributor : Budi warsito

Load More