SuaraSumut.id - Charta Politika Indonesia merilis hasil survei Calon Presiden (Capres) 2024. Hasilnya menunjukkan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo naik 10 persen lebih tinggi dibandingkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Demikian dikatakan oleh Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya, melansir Antara, Senin (13/6/2022).
"Saat kami simulasikan tiga nama, Ganjar Pranowo ada di angka 36,5 persen, Prabowo 26,7 persen dan Anies Baswedan 24,9 persen. Jadi jaraknya (Ganjar-Prabowo) melonjak hampir 10 persen di angka 9,8 persen, dengan persentase tidak tahu dan tidak menjawab sebesar 11,9 persen," katanya.
Sebelum melakukan simulasi tiga nama, pihaknya telah melakukan simulasi pemilihan presiden dengan sepuluh nama. Ganjar Pranowo menempati urutan pertama dengan elektabilitas sebesar 31,2 persen, Prabowo Subianto sebesar 23,4 persen, dan Anies Baswedan sebesar 20,0 persen.
Menyusul di posisi keempat terdapat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 4,6 persen serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno 3,6 persen yang menempati posisi kelima.
"Ada sebuah pengerucutan. Ada perilaku dan preferensi pemilih yang semakin menguat pada tiga nama yang dianggap sebagai papan atas," kata Yunarto.
Pihaknya menguji terkait kemantapan pilihan dari para responden untuk melihat tingkat kemungkinan seorang pemilih mengubah pilihan mereka apabila calon lain menawarkan program yang lebih menarik.
Dari 31,2 persen responden yang merupakan pemilih Ganjar Pranowo, kata Yunarto, 68,4 persen menyatakan kemantapan mereka untuk memilih Ganjar. Sedangkan 29,4 persen lainnya mengatakan masih mungkin berubah, dan 2,1 persen lainnya mengatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
Dari 23,4 persen responden yang memilih Prabowo Subianto, 46,3 persen menyatakan kemantapan mereka, 49,1 persen menyatakan masih mungkin berubah, dan 4,6 persen mengatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
Baca Juga: Umi Pipik Dihina Karena Pakaian dan Cadar, Emosi Abidzar Meledak
Dari 20 persen responden yang memilih Anies Baswedan, sebesar 54,6 persen menyatakan sudah mantap, 42,1 persen menyatakan masih mungkin berubah, dan 7,1 persen tidak menjawab atau tidak tahu.
"Yang tingkat kemantapannya masih di bawah 60 persen, ini biasanya yang disebut dengan potensi terjadinya swing voters atau pemilih yang masih bisa berpindah ketika lawan memberikan tawaran yang lebih menarik," tukasnya.
Tag
Berita Terkait
-
Gibran Rakabuming Raka Masuk 10 Besar Pengganti Anies Baswedan di Survei CSIS, Mau Maju Pilgub DKI?
-
Survei SMRC: Start Ganjar Pranowo Menuju Pilpres 2024 Lebih Kuat Dibanding Jokowi pada 2014 Lalu
-
Survei SMRC: Kinerja Pemerintah Pengaruhi Dukungan Publik ke PDI Perjuangan
-
Elektabilitas Ganjar Prabowo Moncer di Survei, Sekjen PDIP Bicara Kedisiplinan Kader
-
Survei: Negara Ini Menolak untuk Beralih ke Kendaraan Listrik
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
Terkini
-
Kades di Taput Tersangka Korupsi Dana Desa Ditahan
-
5 Sepatu Lari Wanita Paling Nyaman dan Modis, Cocok untuk Millennial
-
3 Sepatu Lari Lokal Berteknologi Tinggi dengan Harga Terjangkau
-
3 Sepatu Lari Eiger Adventure untuk Segala Medan
-
5 Sepatu Lari Murah Berkualitas Mulai 300 Ribuan, Cocok untuk Pemula