Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Rabu, 20 Juli 2022 | 15:49 WIB
Aktivis perempuan membentangkan spanduk raksasa di Danau Toba. [greenpeace]

SuaraSumut.id - Kegiatan Women 20 (W20) di Parapat, Simalungun, Sumatera Utara (Sumut), diwarnai dengan aksi dari sejumlah aktivis perempuan, Rabu (20/7/2022).

Mereka yang tergabung dalam Greenpeace Indonesia menggelar aksi menolak penggundulan hutan di Sumatera Utara (Sumut), dengan membentangkan spanduk raksasa di tengah perairan Danau Toba.

Dilihat dari akun Instagram @greenpeaceid, terlihat sejumlah foto yang menampilkan aksi aktivis perempuan yang membentangkan spanduk raksasa berwarna kuning. Pesan yang disampaikan menolak penggundulan hutan.

Aktivis perempuan membentangkan spanduk raksasa di Danau Toba. [greenpeace]

"North Sumatera Women Against Deforestation," tulis isi dalam spanduk.

Baca Juga: Bukti Negara Hadir, Program TJSL PLN Sukses Perkuat Ekonomi Desa Wisata Tani Betet

Dalam narasinya, Green Peace menyampaikan W20 yang mengedepankan isu kesetaraan dan diskriminasi gender, ekonomi inklusif, perempuan marjinal dan kesehatan mestinya berkaca pada situasi dan keadaan ruang hidup di Sumatera Utara.

"Kenyataannya, perempuan adat di Sumatera Utara dan hampir seluruh wilayah Indonesia jadi korban akibat ketimpangan struktural dan pembangunan eksploitatif agendanya oligarki," tulisnya.

PT Toba Pulp Lestari (TPL) dan PT Dairi Prima Mineral (DPM) adalah perusahaan yang sukses merenggut hak-hak perempuan pedesaan di Toba dan menghancurkan hutan kemenyan.

"Aksi aktivis perempuan desak W20 Lindungi Hak Perempuan Adat ini mesti didengar oleh partisipan W20, jadi jangan sampai nih W20 in sebatas ceremonial saja tetapi masalah yang merampas ruang hidup perempuan justru tak menemukan solusi dan tak terbenahi," katanya.

Baca Juga: TikTok Live Hadirkan Cara Baru Menikmati Konser Musik, Bisa Intip Suasana Backstage Juga, Lho!

Load More