SuaraSumut.id - Masyarakat adat di Sumatera Utara (Sumut), bersitegang dengan petugas gabungan TNI-Polri, Senin (22/8/2022). Dilihat dari video di akun Facebook Bpan Lamtoras Sihaposar, terlihat personel Polisi dan TNI mendatangi posko masyarakat adat.
"Sekarang kita sedang menunggu kedatangan dari pihak kepolisian untuk mendatangi menjumpai Posko Lamtoras Sihaporas," kata seorang pria dari masyarakat adat.
Tak lama kemudian, personel gabungan meringsek masuk ke dalam areal masyarakat adat. Cekcok pun tak terhindarkan.
"Portal kita sudah dipotong, jangan dipotong itu," teriak seorang masyarakat.
Namun, kericuhan antara masyarakat adat dengan aparat kepolisian tak berlangsung lama. Kapolres Simalungun AKBP Ronald F Sipayung mengajak masyarakat berdialog. Salah seorang wanita lalu menyampaikan aspirasinya kepada personel kepolisian.
"Bapak dan ibu sudah tahu permasalahan di Sipahoras ini, sudah bulat tekad kami tidak ada aktivitas di Lamtoras, itu yang kami tekankan kepada bapak," kata salah seorang emak-emak berbicara pakai toa.
"Kami juga sudah bertemu dengan Bapak Kapolres,sama bagian pemerintahan tidak ada aktivitas selain dengan masyarakat adat yang ada di Sipahoras ini, itu yang kami tekankan," sambungnya.
Wanita dalam video menyampaikan kalau kedatangan petugas membuat mereka merasa diintimidasi. Padahal mereka hanya mempertahankan lahan masyarakat adat.
"Kenapa beberapa terakhir ini banyak dari aparat negara yang datang mengintimidasi kami itu yang menjadi pertanyaan bagi kami," ungkapnya.
Baca Juga: Berandai Dirinya Jahat, Nathalie Holscher Bakal Minta Separuh Harta Sule saat Cerai
Emak-emak tersebut juga mempertanyakan perlakuan yang berbeda antara masyarakat adat dengan TPL.
"Polisi ini mengayomi masyarakat atau mengayomi TPL, bahwa tanah yang mereka anggap ini HGU atau konsesi TPL kenapa tidak dipertanyakan dari negara, kenapa hanya masyarakat yang diintimidasi. Ini kami pertanyakan," jelas emak-emak.
"Kalau datang bagus-bagus kami pun sambut bagus, kenapa harus kayak gini caranya (ramai-ramai), itu yang saya pertanyakan pak," sambungnya.
Terlihat petugas gabungan berdialog dengan masyarakat adat mengenai maksud dan tujuan kedatangan mereka ke lokasi tidak lain dan tidak bukan hanya untuk membuka akses jalan.
Tidak Ada Pengepungan
Kapores Simalungun AKBP Ronald F Sipayung ketika dikonfirmasi SuaraSumut.id menjelaskan, pihaknya tidak ada melakukan pengepungan terhadap masyarakat adat.
Berita Terkait
-
Masyarakat Adat Nusantara Gelar Festival Adat dan Budaya Nusantara I di Bali
-
UU Provinsi Sumbar Lukai Hati Masyarakat Adat Mentawai, Warga Demonstrasi di Kantor Gubernur
-
Temui Moeldoko, Perwakilan Masyarakat Adat Sintang Sampaikan Hal Ini
-
Temui Moeldoko, Masyarakat Adat Perbatasan Minta Ada Perhatian Pemerintah untuk Pembangunan SDM
-
Siapa Jenderal Dudung Abdurachman yang Dianugerahi Masyarakat Adat Dayak?
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Heboh Rumah Terduga Bandar Narkoba Dibakar Emak-emak di Mandailing Natal
-
Festival Semarak Pergantian Tahun 2025 di Medan Dibatalkan
-
Operasi Lilin Toba 2025 di Sumut Dimulai 20 Desember
-
Hunian Sementara untuk Korban Banjir di Aceh Mulai Dibangun
-
Para Petinggi Bank Mandiri Salurkan Bantuan bagi Masyarakat Terdampak Bencana di Sumatera