Akibat ketidaksepakatan dan ketidakpuasan dengan pembagian uang hasil penjualan tanah, seorang pria tua di Malaysia tega menembak istrinya sendiri. Setelah menembak mati istrinya, lelaki tua itu menembak dirinya sendiri dalam sebuah insiden di sebuah desa di Mukim Tembeling, Pahang, Jumat (16/9/2022). [Harian Metro]
"Kami melihat seorang wanita berbaring meminta bantuan, sebelum membawanya ke rumah sakit," katanya.
Kontributor : Rizky Islam
Berita Terkait
-
Tak Punya Uang dan Tempat Tinggal, Puluhan WNI yang Dideportasi dari Malaysia Datang ke DPRD Batam
-
Keji! Video Viral Ibu Kepruk Kepala Anak Kandungnya Pakai Meja dan Kursi Kayu
-
Keisya Levronka Masih Trending di Twitter Gara-gara Nyanyi Fals saat Tampil di Malaysia: Very Sad
-
Gagal Membawa Lagunya, Keisya Levronka Tuai Kritikan Warga Malaysia
-
Warganet Malaysia Beri Sindiran Menohok kepada Keisya Levronka: Merugikan Saja Undang Kamu ke Sini
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Pertamina Bersihkan Puskesmas Rantau di Aceh untuk Pulihkan Layanan Kesehatan Masyarakat
-
Lokasi SIM Keliling Medan Pekan Ini, Lengkap dengan Syarat dan Jam Operasionalnya
-
Kerugian Banjir di Aceh Timur Capai Rp 5,39 Triliun, Ribuan Rumah Rusak
-
1.955 Kantong Darah Didistribusikan ke Wilayah Bencana di Aceh
-
ARTKARO 2025, dari Kegelisahan Lokal Menuju Ekosistem Seni Rupa Nasional