Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 06 Oktober 2022 | 16:07 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai NasDem Surya saat deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia tahun 2024 di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraSumut.id - Petinggi Partai Gerindra enggan berkomentar banyak soal viralnya video Anies Baswedan yang berjanji tidak akan menjegal Prabowo Subianto sebagai Capres.

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, dirinya tidak bisa menanggapi banyak lantaran yang berjanji bukan dari Gerindra. Dia menyarankan agar video tersebut diklarifikasi langsung kepada Anies.

"Coba tanyakan kepada Pak Anies, itu video asli atau bukan atau hoaks atau asli," kata Muzani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (6/10/2022).

Muzani kemudian memberikan nasihat sekaligus mengingatkan bahwa apabila memang ada janji, sebaiknya sebagai seorang politisi maupun pemimpin, janji tersebut bisa dipegang.

Baca Juga: Hadapi Bencana Hidrometeorologi, Bupati Bantul Terbitkan SK Siaga Darurat

"Politisi, pemimpin itu yang dipegang omongannya," kata Muzani dikutip dari Suara.com.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan tidak mengetahui detail kapan waktu video viral Anies.

"Saya enggak tahu itu videonya kapan ya, Tapi saya kira, ya setiap orang pasti punya hak untuk menentukan pilihan-pilihannya dan kita serahkan lah pada masyarakat, pada rakyat untuk menentukannya karena itulah demokrasi," tutur Fadli.

Untuk diketahui, Partai NasDem mengambil langkah cepat untuk menyambut Pemilu 2024. Sebab pada Senin (3/10/2022) kemarin, Ketua Umum NasDem Surya Paloh mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi bakal calon presiden tahun 2024.

Anies pun telah menyanggupi deklarasi Anies tersebut meski mengaku masih akan fokus menyelesaikan tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta sampai 16 Oktober 2022 mendatang.

Baca Juga: Kabar Duka, Kim Jung Gi Ilustrator Asal Korea Selatan Meninggal

Sikap Anies ini pun membuat publik kembali mengungkit janji sang gubernur untuk tidak menjegal dan mengkhianati promotornya, dalam hal ini berarti Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Hal ini seperti yang terlihat di video berdurasi 37 detik yang diunggah akun Twitter @ChusnulCh__.

"Saya tidak ingin menjadi bagian dari daftar orang yang mengkhianati promotornya. Saya tidak ingin menjadi orang yang menjegal promotornya," ucap Anies, seperti dikutip Suara.com pada Selasa (4/10/2022).

"Saya sampaikan berkali-kali, bahwa saya tidak ingin menjegal, saya tidak mau menjadi orang yang dibawa berhadapan dengan Pak Prabowo dan menghentikan Pak Prabowo," lanjutnya.

Pernyataan ini sendiri sebenarnya disampaikan Anies ketika diwawancarai di kanal YouTube Kumparan, berkaitan dengan dugaan Anies akan mencalonkan diri di Pemilihan Presiden 2019.

Kala itu Anies yang telah menjadi Gubernur DKI Jakarta memang diusung oleh Partai Gerindra dan PKS. Sementara Prabowo sendiri siap mencalonkan diri melawan Joko Widodo di Pilpres 2019.

Bahkan kala itu Anies memastikan penolakannya untuk mengkhianati Prabowo disampaikan kepada siapapun yang membawa gagasan menjadi capres ke hadapannya

"Kenapa saya sampaikan ini? Karena PKS dan Gerindra memutuskan mencalonkan seseorang yang bukan bagian dari keduanya, bahkan di 2014 saya ini berseberangan posisinya," kata Anies.

Namun potongan video tersebut kembali diungkit, terutama oleh pihak yang kontra, setelah NasDem mendeklarasikan dukungan untuk Anies.

Pasalnya Partai Gerindra juga sudah resmi merencanakan pencalonan Prabowo di Pilpres 2024 mendatang. Bahkan Prabowo masuk sebagai salah satu nama bakal calon presiden dengan elektabilitas tertinggi selain Ganjar Pranowo dan Anies.

Load More