Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 27 Oktober 2022 | 09:22 WIB
Warga berjalan di atas tanggul pembatas laut di Muara Baru, Jakarta, Senin (6/1/2020). [Dok.Antara]

SuaraSumut.id - Pembangunan tanggul rob di Belawan diambil alih Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sebelumnya, pembangunan tanggul itu menggunakan APBD Kota Medan.

"Sebelumnya pembangunan tanggul rob di zona C dilakukan Pemkot Medan. Tapi Kementerian PUPR mengambil semua pembangunan tanggul rob, baik di zona A, B, C, D dan E," kata Wali Kota Medan, Bobby Nasution, Rabu (26/10/2022).

Pemkot Medan mengapresiasi kebijakan Kementerian PUPR yang mengalokasikan anggaran untuk pembangunan tanggul rob sepenuhnya sejak Juli lalu.

Untuk diketahui, pembangunan tanggul rob zona C di Kelurahan Belawan Bahagia, Kota Medan, sepanjang satu kilometer bila tidak di tepi sungai atau laut akan memakan biaya Rp 25 miliar, dan tepi sungai atau laut sekitar Rp 75 miliar.

Baca Juga: Pesan Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution Terkait Kasus Gagal Ginjal Akut

"Sisa pelaksanaan efektif hanya dua bulan lagi tahun ini. Oleh karenanya kita harus melaksanakan percepatan pekerjaan, dan koordinasi lebih intens dengan pihak-pihak terkait," tutur Bobby.

Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II Muhammad Firman mengatakan telah melaksanakan pembangunan tanggul rob zona A dengan progres 25 persen yang ditargetkan selesai akhir tahun ini.

Pihaknya berharap agar jaringan utilitas, seperti kabel listrik, telepon, pipa air maupun gas di kawasan itu segera dipindahkan agar tidak terkena pembangunan tanggul rob.

"Setelah tanggul rob zona A selesai, maka dilanjutkan tanggul zona B, C, D dan rumah pompa. Yang menjadi kendala masalah utilitas, baik kabel, pipa dan lahan milik PT Pelindo," tegasnya.

Ia juga menjelaskan, bahwa permasalahan banjir rob yang terjadi di Medan Belawan karena air pasang laut masuk melalui Sungai Belawan dan Sungai Deli.

Baca Juga: BPJT Siapkan Rest Area Terintegrasi, Dukung Potensi dan Pengembangan UMKM Lokal

“Apabila pasang terjadi, banjir terjadi dua kali.sehari. Waktunya bisa pagi dan malam hari. Kita gunakan sistem polder dengan melakukan penguncian, sehingga air tidak dapat masuk," terang Firman. (Antara)

Load More