Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Kamis, 28 September 2023 | 17:10 WIB
Ilustrasi beras. [Freepik]

SuaraSumut.id - Pemprov Sumut berupaya menstabilkan harga kebutuhan pangan, khususnya beras yang belakangan ini naik di atas harga eceran tertinggi (HET).

"Tadi saya melakukan rapat terbatas, waktu demi waktu selalu kami pantau," ujar Penjabat Gubernur Sumatera Utara Hassanudin melansir Antara, Kamis (28/9/2023).

Dirinya memastikan stok beras di Sumatera Utara mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Menurut data kita cukup, jadi kita lihat arus pendistribusiannya," ungkapnya.

Baca Juga: Kuliner Legendaris di Makassar Buka 24 Jam, Pernah Dikunjungi Presiden SBY dan Jokowi

Hassanudin memastikan tidak ada penimbunan beras di seluruh wilayah Sumut, termasuk Kota Medan.

"Oh tidak ada, tolong dipantau juga ya," sebutnya.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Provinsi Sumatera Utara, Mulayadi Simatupang mengaku akan melakukan investigasi penyebab naiknya harga beras medium.

Di antaranya dengan melakukan pengecekan langsung ke kilang-kilang padi yang ada di daerah itu.

"Ini perlu kita coba lihat nanti bersama Dinas Pertanian, kita sisir kilang-kilang padi dan lainnya untuk mengetahui penyebab utamanya," cetusnya.

Mulyadi menjelaskan, berdasarkan pantauan tim pasar di lapangan, harga beras medium ditemukan paling mahal berada di angka Rp 15.000 per kg. Padahal harga eceran tertinggi (HET) sekitar Rp 11.500 per kg.

"Masih di atas HET, beras medium paling mahal Rp15.000/kg," jelas Mulayadi.

Baca Juga: Masyarakat Bisa Temukan Motor Hilang, Ini Kegunaan Aplikasi Ilmu Semeru dari Polres Tuban

Secara angka produksi beras di Sumut berada di posisi surplus 321.546 ton pada bulan Agustus. Oleh sebab itu, pihaknya akan mencari tahu penyebabnya.

"Kita terus surplus di tahun ini sampai bulan Agustus, 321.546 ton, tetapi kendala kita pasokan lokal saat ini berkurang," kata Mulyadi.

Load More