SuaraSumut.id - Sepanjang tahun 2023, wilayah Aceh dilanda sebanyak 418 kejadian bencana alam. Hal ini menyebabkan total kerugian mencapai sekitar Rp 430 miliar.
"Kerugian tersebut dihitung dari kerusakan infrastruktur, harta benda warga, dan lahan pertanian," kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas, melansir Antara, Kamis (4/1/2024).
Jumlah kejadian bencana selama 2023 lebih sedikit dibanding pada 2022 yang mencapai 469 kejadian. Namun, nilai kerugian justru bertambah dibanding 2022 yakni sekitar Rp 335 miliar.
Selama 2023, kebakaran mencapai 149 kejadian dengan dampak kerugian sekitar Rp 87 miliar, banjir 105 kejadian yang terdampak pada 8.047 unit rumah dan delapan jembatan, 15 tanggul rusak serta 4.838 hektare sawah terendam dengan total pengungsi 24.252 orang.
Selain itu, kebakaran hutan dan lahan sebanyak 85 kejadian, dengan luas lahan terbakar sekitar 252 hektare, angin puting beliung sebanyak 44 kejadian yang merusak 306 rumah warga dengan total kerugian sekitar Rp 87 miliar.
"Tanah longsor terjadi 27 kejadian dengan kerugian mencapai Rp 2,2 miliar, banjir bandang terjadi tiga kali yang merendam rumah dengan perkiraan kerugian Rp 18 miliar dan abrasi sebanyak dua kali yang merusak dua jembatan," ujarnya.
Menurut Ilyas, dari semua kejadian bencana tersebut menimbulkan dampak pada 84 unit sarana pendidikan, satu unit sarana kesehatan, empat unit sarana pemerintahan, 46 unit sarana ibadah.
Selanjutnya juga berdampak pada 168 unit ruko, 22 unit jembatan, 32 unit tanggul dan 333 meter badan jalan akibat banjir dan longsor. Kemudian juga berdampak pada 1.987 unit rumah yang rusak akibat kebakaran pemukiman, angin puting beliung, banjir dan longsor.
"Berbagai bencana ini menyebabkan sembilan orang meninggal dunia, 10 orang luka-luka dan berdampak pada 99.234 kepala keluarga dengan total 289.235 jiwa serta 25.020 pengungsi," jelasnya.
Untuk kebakaran pemukiman mengalami penurunan selama 2023, yakni dari 153 kejadian pada 2022 menjadi 149 kejadian. Begitu juga dengan bencana angin puting beliung yang menurun dari 71 kejadian pada 2022 menjadi hanya 44 kejadian pada 2023.
"Tentunya ini merupakan hasil kerjasama kita bersama dalam meningkatkan mitigasi bencana sehingga angka kejadian bencana masih bisa kita turunkan tiap tahunnya," katanya.
Berita Terkait
-
Koalisi Sipil Kecam Represi TNI di Aceh: Dalih Bendera Bulan Sabit Dinilai Buka Luka Lama Konflik
-
Ancaman Bencana Susulan Mengintai, Legislator DPR: Jangan Tunggu Korban Jatuh Baru Bergerak
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan
-
Potret Dampak banjir bandang susulan di Maninjau
-
Sikapi Pengibaran Bendera GAM di Aceh, Legislator DPR: Tekankan Pendekatan Sosial dan Kemanusiaan
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
Terkini
-
Tentara Bubarkan Aksi Massa Bawa Bendera GAM di Lhokseumawe, Ini Kata Kapuspen TNI
-
Dukung Pemulihan Ekonomi, Bank Mandiri Ringankan Kredit Nasabah Korban Bencana Sumatera
-
Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor Sumut Diperpanjang untuk Kedua Kalinya
-
Wajib Tahu! Ini 10 Makanan Alami Penurun Darah Tinggi
-
Jangan Abaikan Ban Motor, Ini Alasan Wajib Ganti Ban Sebelum Liburan Jauh