SuaraSumut.id - Serangan jamur Ganoderma mengancam tanaman kelapa sawit di Kabupaten Aceh Barat Daya yang dapat merugikan petani kelapa sawit di daerah tersebut.
Serangan jamur Genoderma menyebabkan tanaman sawit patah secara tiba-tiba, kemudian mati.
"Penyakit ini diduga berasal dari jamur Ganoderma yang menyerang akar dan batang sawit secara tiba-tiba langsung patah," kata petani dan pemilik kebun sawit di Kecamatan Babahrot, Aceh Barat Daya, Ikhwan Alian, Sabtu (24/2/2024).
Dia mengatakan, hampir seluruh kebun sawit di Kecamatan Babahrot dan Kuala Batee, mengalami serangan penyakit jenis tersebut.
“Penyakit batang sawit yang tiba-tiba patah, hampir seluruh kebun mengalami hal yang sama. Semoga dinas terkait bisa mencari solusinya,” kata Ikhwan.
Ia menambahkan, tanaman sawit selain di Kecamatan Babahrot juga banyak yang tumbang dan mati karena penyakit tersebut.
“Sudah banyak yang mati, padahal daun pohon sawit itu tidak layu tapi tumbang secara tiba-tiba. Rata-rata dalam areal lahan satu hektare, ada dua sampai tiga pohon yang patah, malah ada yang lebih," ujarnya.
Ia menilai penyakit tersebut tidak bisa dianggap remeh, karena laju infeksinya sangat cepat dan bisa menyebar ke tanaman lain sehingga menyebabkan kerugian besar bagi petani sawit.
Keluhan serupa juga disampaikan Yusuf, petani kelapa sawit asal Kecamatan Tangan-Tangan, Aceh Barat Daya, yang memiliki kebun di kawasan lahan perkebunan sawit rakyat di Kecamatan Babahrot.
Ia berharap Pemkab Aceh Barat Daya melalui dinas terkait segera mengambil langkah-langkah pengendalian secara komprehensif untuk mencegah semakin meluasnya serangan penyakit akibat jamur Ganoderma.
“Kami minta pemerintah agar peduli untuk antisipasi meluasnya penyakit yang menyerang tanaman sawit petani ini. Karena ini adalah sumber penghasilan kami para petani di desa," ujarnya.
Sebelumnya, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh mencatat luas perkebunan sawit di Provinsi Aceh mencapai sekitar 535.000 hektare.
Seluas 235.400 hektare atau 44 persen dari total luas tersebut merupakan perkebunan sawit rakyat. (Antara)
Berita Terkait
-
Jangan Terlena Penundaan EUDR, Aturan Diskriminatif Ini Bisa Dicontek Negara lain
-
IPOC 2024 Dua Dekade Kelapa Sawit Indonesia Menghadapi Tantangan dan Peluang Global
-
IPOC 2024 Dua Dekade Mengukir Sejarah dan Menyongsong Peluang Baru di Industri Kelapa Sawit
-
Hal-Hal yang Perlu Diketahui Generasi Muda tentang Sawit: Jangan Termakan Hoaks!
-
Produksi dan Ekspor CPO di Agustus 2024 Naik 10,2 Persen, Stok Berkurang
Terpopuler
- Tanggapi Kisruh Andre Taulany Parodikan Gelar Raffi Ahmad, Feni Rose: Lagian Kantor yang Kasih di Ruko
- Berani Minta Maaf ke Lembaga Kerukunan Sulsel, Denny Sumargo Dapat Dukungan dari Sumatera sampai Papua
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- Profil Lex Wu: Tantang Ivan Sugianto Duel usai Paksa Anak SMA Menggonggong
- Geng Baru Nikita Mirzani Usai Lepas dari Fitri Salhuteru Disorot: Circlenya Lebih Berkualitas
Pilihan
-
Setelah Dihitung, Wamenhub Bilang Harga Tiket Pesawat Bisa Turun di Libur Nataru
-
Luhut Yakin Prabowo Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%, Ini Strateginya
-
Teken Dealership Agreement Eksklusif, MAB Jadi Distributor Resmi Truk Yutong di Indonesia
-
Tol Balikpapan-Samarinda Sepi Peminat Meski Persingkat Waktu Menuju IKN, Apa Alasannya?
-
IKN Tak Berpenghuni? Akademisi Sindir Minta Jokowi yang Jadi "Penunggunya"
Terkini
-
Soal Benteng Putri Hijau, Tim Bobby-Surya: Potret Amburadulnya Kinerja Edy Rahmayadi
-
Representasi Anak Muda, 234 SC Dukung Bobby-Surya Menang di Pilgub Sumut 2024
-
BRI Tindak Tegas dan Laporkan Pegawai Terlibat Korupsi KUR di Kutalimbaru
-
2 Eks Pejabat Disdik Aceh Dituntut Masing-masing 6,5 Tahun Penjara di Kasus Korupsi Pengadaan Wastafel
-
Lagi! Begal Sadis yang Bunuh Korbannya di Medan Dikirim ke Kamar Mayat