Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Selasa, 07 Mei 2024 | 16:50 WIB
Ilustrasi dehidrasi. [freepik/marymarkevich]

SuaraSumut.id - Menurut dr. Metalia Puspitasari, dokter spesialis penyakit dalam dari RS Sardjito, ada beberapa tanda dehidrasi yang perlu diperhatikan, terutama frekuensi dan jumlah urine.

Rasa haus merupakan sinyal dari tubuh untuk mengatasi kekurangan cairan. Jika rasa haus tidak diimbangi dengan minum yang cukup, maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam tubuh yang bisa semakin parah.

"Tanda dehidrasi yang paling sederhana adalah dari jumlah dan frekuensi mengeluarkan urine. Secara umum, berkemih dilakukan kurang lebih setengah jam setelah minum," katanya melansir Antara, Selasa (7/5/2024).

Jika kekurangan cairan, warna urine akan menjadi lebih pekat kuningnya. Sedangkan jika dehidrasi teratasi, warna urine akan bening.

"Pada dehidrasi berat, dapat terjadi gangguan hemodinamika, seperti peningkatan denyut nadi dan penurunan tekanan darah," ujarnya.

Selain itu, kata Metalia, dehidrasi dapat menyebabkan air mata tidak dapat keluar. Pada anak-anak, dehidrasi berat dapat menyebabkan turgor kulit atau elastisitas kulit yang berkurang. Ketika kulit ditarik, maka sulit kembali ke bentuk aslinya.

Risiko yang dapat terjadi apabila dehidrasi adalah gangguan pada keseimbangan cairan serta elektrolit dalam tubuh, yang menyebabkan natrium menjadi rendah serta penurunan kesadaran.

"Ini juga ada risiko kemudian bisa muncul adanya batu ginjal," katanya.

Load More