SuaraSumut.id - Galih Sulistyaningra, seorang praktisi pendidikan membagikan beberapa kiat bagi para guru dan orang tua untuk membangun kemampuan literasi dan numerasi anak di Indonesia.
Dirinya menekankan bahwa literasi dan numerasi bukan hanya tanggung jawab guru Bahasa Indonesia dan Matematika, tetapi semua pihak, termasuk orang tua dan pemangku kebijakan.
Hasil Asesmen Nasional 2023 menunjukkan bahwa 39 persen siswa SD/sederajat belum mencapai kemampuan minimum literasi, dan 54 persen lainnya belum mencapai kemampuan minimum numerasi.
Kondisi ini memprihatinkan karena kemampuan literasi dan numerasi jauh lebih luas dari sebatas membaca, menulis, dan berhitung (calistung), karena melibatkan kemampuan untuk memahami pelajaran.
"Kemampuan ini menjadi fondasi sebelum anak bisa menghitung," katanya melansir Antara, Kamis (13/6/2024).
Dirinya mengatakan bahwa orang tua perlu memupuk sejak dini kemampuan literasi anak-anak melalui kemampuan memahami.
"Ada yang namanya 'kesadaran cetak', sebenarnya bisa mulai dari simbol atau gambar. Tipsnya, memulai dengan membaca gambar. Walaupun ada tulisannya, tapi membaca gambar. Kita bisa mulai dari gambar, untuk buku anak usia dini gambar lebih besar dan perlu bercerita," ujarnya.
Di sisi kemampuan numerasi, Galih menilai orang tua masih diasosiasikan dengan kemampuan matematis yang kompleks. Padahal numerasi bisa didorong dengan sebuah teknik one to one correspondence.
"Jangan hanya mengajarkan simbol angka. Kita harus ajarkan dengan benda konkret. 'Satu' itu satu benda, 'dua' itu dua benda. Sehingga anak terbiasa, jika angka semakin besar, maka jumlah semakin banyak," jelasnya.
Orang tua dan guru dapat menopang kemampuan anak melalui keterampilan melihat, mendengar, berbicara, dan menulis. Semua ini dibangun melalui interaksi yang intens dengan guru maupun orang tua di rumah.
Para guru juga harus lebih kreatif agar anak memiliki ketertarikan untuk membaca. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan keberadaan Pojok Baca di sekolah.
"Kalau mau berkelanjutan, harus memanfaatkan buku fisik dan digital yang lebih banyak pilihan, sekarang banyak platform yang menyediakan buku-buku gratis," katanya.
Berita Terkait
-
Ketika Membaca Mulai Terasa Asing
-
7 Kebiasaan Finansial yang Terbukti Membantu Anda Cepat Kaya Raya
-
Tiga Tokoh Internasional Hadir di Japan Youth Summit 2025, Sampaikan Pesan Perubahan Global
-
Ketika Guru Ikut Menertawakan Disabilitas: Apa yang Salah dalam Pendidikan Kita?
-
3 Langkah Cerdas Menyiapkan Dana Pendidikan Anak
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
Terkini
-
Kementerian PU Kerja Siang-Malam Bersihkan Jalan dan Akses Warga di Aceh Tamiang Pascabencana
-
Jalan Nasional di Aceh Tamiang Akhirnya Berfungsi Lagi, Kementerian PU Optimis Kondisi Segera Pulih
-
Kementerian PU Buka Kembali Jembatan Krueng Tamiang, Mobilitas Warga Mulai Pulih
-
Bencana Alam Sumut: 209 Orang Luka-Luka, 60 Masih Hilang!
-
Jalan Nasional Medan-Aceh Tamiang Kembali Dibuka, Warga Bersyukur: Alhamdulillah!