SuaraSumut.id - Guido Virdaus Hutagalung, vokalis band Punxgoaran mengungkap kisah di balik syuting video klip lagu Ro Jo Hamu. Ini merupakan lagu yang menyuarakan perlawanan masyarakat adat Sipahoras terhadap penyerobotan lahan.
"Kami disambut masyarakat Sihaporas, seperti memperlakukan raja," kata Guido seperti dikutip Kamis (26/9/2024).
Guido mengatakan membuat konten pribadi, membuat single, ia tidak pernah merasakan hal aneh seperti itu.
"Saya bisa jamin, ini bukan gimmick ya. Sungguh luar biasa," ujar Guido.
Dirinya lalu mengunggah lagu single pertamanya ini pada akun YouTube mulai dari nol, namun baru satu hari sudah 156 subscriber.
"Dan penonton lebih dari seribu viewers. Ini luaar biasa. Itulah kisah di balik single," ucap Guido.
Guido juga menuturkan bahwa merasakan campur tangan Tuhan.
"Saya merasakan seperti dituntun dan sampai hari ini merasa seperti dituntun pada dimensi baik. Untuk tetap menyuarakan kebenaran. Konsisten berjuang," ungkapnya.
"Semacam ada ucapan 'tenang kau', adanya rezekimu. Tidak usah kau kreativas seperti apa, tetapi kreativitas yang membawa kemerdekdaan. Soal masa depan, atau perut, tidak usah kau takutkan," sambungnya.
Guido mengatakan lagu Ro Jo Hamu dipersembahkan untuk Tano Batak, sebutan untuk manusia, alam dan budaya orang Batak di Sumatera Utara.
"Karya ini merupakan dedikasi untuk setiap isi Tano Batak; manusia, alam dan budayanya," katanya lewat unggahan video di akun melalui akun YouTube, Minggu, 22 September 2023.
Lagu itu, kata Guido, juga bermakna semu hidup membaur dan berdampingan karena yang paling utama adalah kepedulian serta perdamaian.
Lagu Ro Jo Hamu diciptakan Osen Hutasoit. Komposor/aransement Raden Saragi dan Leo Sinaga. Lagu diciptakan Osen sebagai buah pemikiran dan keprihatinan sejak setahun lebih terhadap nasib warga tertindas di kawasan Danau Toba.
Pada 25 Juli, Guido mengunjungi anak-anak dan ibu-ibu yang tinggal dalam kondisi ketakutan di gubuk perjuangan tanah adat Sihaporas.
Lelaki dewasa tidak dijumpainya, sebab trauma karena tiga hari sebelumnya, Senin 22 Juli 2024, terjadi penangkapan lima warga masyarakat adat secara tak wajar.
Berita Terkait
-
Ibu-ibu di Sumut Lebam Dihajar Sekuriti Toba Pulp Lestari, PDIP Ancam Bentuk Pansus Agraria
-
Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
-
Kronologi Mencekam Sekuriti-Pekerja Toba Pulp Lestari Serbu Warga Adat Sihaporas, Ibu-ibu Dipukuli
-
Pekerja Toba Pulp Lestari Serbu Warga Adat: Anak Disabilitas Dipukul, Rumah dan Posko Dibakar!
-
Tanah Adat Jadi Bom Waktu di Maluku Utara, Sherly Tjoanda Tandai Masalahnya
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Angka Korban Hilang Turun Jadi 160 Jiwa, Tapanuli Tengah Masih Ground Zero Pencarian
-
Pertamina Percepat Pemulihan Layanan Energi di Aceh, Sumut, dan Sumbar
-
Gerindra Sumut-Yayasan Hati Emas Indonesia Kirim 10 Ton Bantuan Sembako ke Tapteng
-
Kades di Taput Tersangka Korupsi Dana Desa Ditahan
-
5 Sepatu Lari Wanita Paling Nyaman dan Modis, Cocok untuk Millennial