SuaraSumut.id - Seorang nelayan Pantai Labu bernama Angga Syahputra (17) ditemukan tewas di perairan Pantai Cermin, Dusun VI, Desa Kuala Lama, Kecamatan Pantai Cermin, Serdang Bedagai, Sumatera Utara (Sumut).
Peristiwa nahas itu terjadi pada Sabtu (22/3/2025) pagi. Informasinya, korban Angga meninggal dunia usai tersambar petir.
Angga merupakan nelayan Pantai Labu yang berangkat melaut bersama abang kandungnya, Tri Wibowo (34), dan ayahnya, Syahrial (49), sejak Kamis (20/3/2025).
Mereka mencari ikan di perairan Muara Paluh, Pantai Labu. Namun, nahas, Angga tersambar petir dan terjatuh ke laut.
Upaya pencarian yang dilakukan oleh keluarganya tidak membuahkan hasil, sehingga mereka melaporkan kejadian tersebut ke Sat Polairud Deli Serdang.
Setelah pencarian dilakukan, jasad nelayan Pantai Labu itu akhirnya ditemukan sekitar 8 mil dari bibir pantai.
Ps Kasi Humas Polres Sergai, Iptu Zulfan Ahmadi, membenarkan penemuan tersebut dan menyatakan bahwa korban telah dievakuasi oleh pihak keluarga.
"Setelah koordinasi dengan Sat Polairud Deli Serdang, korban dijemput oleh pihak keluarga dan dibawa ke rumah duka di Pantai Labu, Deli Serdang," ujar Zulfan Ahmadi, dikutip dari Antara.
Kejadian ini menjadi peringatan bagi para nelayan Pantai Labu untuk lebih berhati-hati saat melaut, terutama dalam kondisi cuaca buruk yang berpotensi membahayakan keselamatan mereka.
Bahaya Sambaran Petir dan Cara Menghindarinya
Petir merupakan fenomena alam yang sering terjadi saat musim hujan tiba. Kilatan cahaya yang diikuti suara menggelegar ini bisa menyambar berbagai benda, termasuk manusia.
Atas dasar itu, penting untuk memahami cara menghindari bahaya sambaran petir agar terhindar dari risiko fatal.
Saat petir menyambar, kilatan cahaya muncul sesaat di langit, disusul suara dentuman yang dikenal sebagai guruh.
Proses ini terjadi karena awan bermuatan listrik negatif tertarik oleh listrik positif di bumi. Aliran listrik tersebut kemudian mengarah ke tanah, yang terkadang berujung pada sambaran petir yang berbahaya.
Bagian paling berbahaya dari petir adalah sambaran balik, yakni muatan listrik yang mengarah ke bumi atau tanah. Sambaran petir ini dapat menimbulkan berbagai kerusakan, baik terhadap manusia, bangunan, maupun peralatan elektronik.
Dilansir dari laman Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (PKK Kemenkes), berikut beberapa efek yang dapat ditimbulkan oleh sambaran petir:
- Terhadap manusia
Menyebabkan luka bakar, gangguan jantung, hingga kematian.
- Terhadap bangunan
Dapat merusak struktur dan menimbulkan kebakaran.
- Terhadap jaringan listrik
Mengganggu aliran listrik hingga menyebabkan pemadaman.
- Terhadap peralatan elektronik
Menyebabkan korsleting pada perangkat listrik.
- Kerusakan akibat sambaran langsung
Merusak objek yang terkena petir secara langsung.
- Kerusakan akibat sambaran tidak langsung
Energi petir yang menyebar dapat merusak peralatan di sekitarnya.
Cara Menghindari Sambaran Petir
Untuk mengantisipasi petir, masyarakat disarankan untuk selalu memantau prakiraan cuaca dari BMKG. Jika diprediksi terjadi hujan lebat disertai petir, sebaiknya tetap berada di dalam rumah atau bangunan yang aman.
Jika harus beraktivitas di luar, berikut beberapa cara untuk menghindari sambaran petir:
- Segera masuk ke dalam bangunan atau mobil jika terjebak di luar.
- Hindari tempat terbuka seperti sawah, lapangan, dan taman.
- Keluar dari kolam renang jika langit mulai gelap.
- Jangan berlindung di bawah pohon karena dapat menjadi penghantar listrik.
- Jauhi tiang listrik, menara, atau benda tinggi lainnya.
- Beri jarak 3-5 meter dengan orang lain saat berada di luar.
- Jika mengendarai motor, segera berhenti dan cari tempat berlindung.
- Matikan alat elektronik selama hujan dan petir.
- Gunakan alas kaki untuk mengurangi risiko tersambar petir.
- Lepaskan aksesoris berbahan logam saat berada di luar.
Tempat Aman dari Sambaran Petir
Mengutip dari berbagai sumber, ada beberapa tempat yang aman untuk berlindung dari sambaran petir:
- Mobil
Petir hanya akan mengelilingi permukaan mobil lalu mengalir ke tanah tanpa merusak bagian dalam.
- Rumah atau bangunan
Sebaiknya mencabut stop kontak perangkat elektronik seperti televisi dan komputer untuk mencegah korsleting akibat sambaran tidak langsung.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mantan Kepala SMKN 2 Sewon Ditahan Kejari Bantul, Ini Daftar Kejahatannya
- Harga Tiket Jakarta-Pontianak Melonjak Gila-gilaan Jelang Lebaran 2025! Janji Pemerintah Mana?
- Profil dan Karier Hery Gunadi, Dirut BRI yang Baru
- DNA Moge Terpancar, Harga Lebih Murah dari Yamaha XMAX: Ini Motor Sport Terbaru dari Suzuki
- Rekening Guru PPG Piloting Bermasalah di Info GTK, TPG Tidak Bisa Dicairkan, Ini Solusinya
Pilihan
-
Timnas Indonesia Butuh Waktu 20 Tahun untuk Seperti Jepang
-
DBS Group Dikabarkan Bakal Caplok Panin Bank
-
Sahur Ternikmat Ragnar Oratmangoen Pasca Timnas Indonesia Tumbangkan Bahrain
-
Ini Identitas Korban Tewas Kecelakaan KA Batara Kresna vs Mobil di Sukoharjo
-
KFAK: Ketika Komunitas Film Mampu Mematahkan Stigma 'Anak Kampung'
Terkini
-
Kadis Kominfo Sumut Jadi Tersangka, Berikut Daftar Kejahatannya
-
Heboh Siswa SMAN 4 Medan Dikutip Uang Pensiun Guru, Disdik Turun Tangan
-
Daftar Harga Tiket Pesawat Medan-Jakarta Jelang Lebaran 2025, Ada yang Tembus Rp 9 Juta
-
BRI Boyong Produk Unggulan Alumni BRI UMKM EXPO(RT) ke Pameran Dagang di Los Angeles
-
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Banda Aceh Gila-gilaan, Hanya Tersedia Kelas Bisnis