- Konsumsi gula berlebihan bisa memicu sugar crash yang membuat tubuh lemas dan ngantuk.
- Gula berlebih mengganggu fokus otak serta meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.
- Asupan gula tinggi mempercepat penuaan kulit dan memicu ketergantungan manis.
SuaraSumut.id - Siapa sih yang nggak suka makanan dan minuman manis? Mulai dari kopi susu kekinian, bubble tea, sampai kue-kue manis yang bikin nagih.
Tapi tahukah kamu kalau konsumsi gula berlebihan ternyata bisa bikin tubuh jadi cepat ngantuk, susah fokus, bahkan berisiko memicu penyakit serius?
Artikel ini akan membahas kenapa gula bisa bikin tubuh terasa lemas setelah melek sesaat. Yuk simak sampai habis.
1. Gula Cepat Naikin Energi, Cepat Juga Turunnya
Saat kamu makan/minum manis, kadar gula darah langsung melonjak drastis. Efeknya memang bikin tubuh terasa lebih segar dan melek dalam waktu singkat.
Masalahnya, setelah lonjakan itu tubuh akan mengalami penurunan gula darah secara tiba-tiba. Kondisi inilah yang dikenal sebagai sugar crash, di mana kamu jadi ngantuk, lemes, dan kurang bersemangat.
2. Ganggu Kinerja Otak
Gula memang sumber energi, tapi terlalu banyak justru bisa bikin otak overload. Energi yang naik-turun drastis membuat aliran nutrisi ke otak tidak stabil.
Akibatnya susah fokus saat bekerja atau belajar, mood gampang berubah (mood swing), cepat capek walaupun aktivitas nggak terlalu berat.
3. Meningkatkan Risiko Obesitas & Diabetes
Gula berlebih yang tidak terpakai akan disimpan tubuh sebagai lemak. Lama-kelamaan, ini bisa memicu kenaikan berat badan, resistensi insulin, risiko diabetes tipe 2.
Nggak cuma itu, pola makan tinggi gula juga berhubungan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung dan sindrom metabolik.
4. Bikin Kulit Kusam & Cepat Tua
Selain bikin ngantuk, gula juga berdampak buruk buat penampilan. Proses yang disebut glikasi terjadi saat molekul gula menempel pada kolagen di kulit.
Dampaknya kolagen rusak, kulit jadi kusam, keriput muncul lebih cepat. Tidak heran jika konsumsi gula berlebihan disebut sebagai salah satu faktor penuaan dini.
Berita Terkait
-
Peserta Asuransi Kesehatan Swasta Harus Ikut Bayar Biaya RS Mulai Januari 2026
-
Generasi 'Lemah' atau Generasi Sadar Batas? Wajah Baru Dunia Kerja
-
Investasi Jangka Panjang: Kenapa Anda Perlu Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala?
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
OJK: Industri Asuransi Dilarang Naikkan Tarif Premi Tanpa Izin Nasabah
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Pertamina Percepat Pemulihan Layanan Energi di Aceh, Sumut, dan Sumbar
-
Gerindra Sumut-Yayasan Hati Emas Indonesia Kirim 10 Ton Bantuan Sembako ke Tapteng
-
Kades di Taput Tersangka Korupsi Dana Desa Ditahan
-
5 Sepatu Lari Wanita Paling Nyaman dan Modis, Cocok untuk Millennial
-
3 Sepatu Lari Lokal Berteknologi Tinggi dengan Harga Terjangkau