Suhardiman
Minggu, 07 Desember 2025 | 11:37 WIB
Peresmian pabrik BioCNG di Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara. [Ist]

SuaraSumut.id - KIS Group dan SIPEF menyelesaikan pembangunan pabrik BioCNG komersial ke-3 di Indonesia. Fasilitas ini juga merupakan pabrik BioCNG pertama milik SIPEF sekaligus pabrik BioCNG ke-3 yang dikembangkan oleh KIS Group Sustainability di Indonesia.

Berlokasi di PT Tolan Tiga Indonesia, Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara, fasilitas ini dirancang untuk memproduksi 109.620 MMBtu BioCNG per tahun, setara dengan pengurangan impor bahan bakar fosil dalam jumlah tersebut.

Melalui teknologi methane capture, pabrik ini juga mampu mengurangi 54.810 ton COe per tahun, menjadikannya salah satu proyek pengurangan emisi berbasis limbah terbesar di Indonesia.

Selain manfaat lingkungan, setiap pabrik BioCNG yang dibangun menciptakan sekitar 20 lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan di wilayah Sumatra Utara. PT Unilever Oleochemical Indonesia menjadi pembeli utama BioCNG dari fasilitas ini.

"Pabrik ini menunjukkan bagaimana teknologi modern dapat mengubah limbah pabrik kelapa sawit menjadi energi bersih yang memberikan manfaat nyata bagi lingkungan dan masyarakat sekitar," kata K. R. Raghunath, CEO KIS Group.

Beliau juga menjelaskan bahwa pembangunan Pabrik BioCNG ke-3 ini merepresentasikan investasi sebesar USD 3.561.000.

"Pabrik ini menunjukkan bagaimana teknologi modern dapat mengubah limbah pabrik kelapa sawit menjadi energi bersih yang memberikan manfaat nyata bagi lingkungan dan masyarakat sekitar," ujarnya.

Secara total, PT KIS Biofuels Indonesia telah berinvestasi USD 12.189.000 untuk membangun tiga pabrik BioCNG dalam waktu yang sangat singkat menciptakan 60 lapangan kerja hijau bagi masyarakat lokal, mengurangi total 165.000 ton emisiCO, serta mengurangi impor bahan bakar fosil melalui produksi BioMethane sebesar 315.000 MMBtu per tahun.

Petra Meekers, Managing Director SIPEF, menyatakan pencapaian ini menunjukkan komitmen pihaknya terhadap pengelolaan produk sampingan yang bertanggung jawab dan pengurangan jejak karbon. Dengan menangkap metana dari limbah cair pabrik kelapa sawit dan mengubahnya menjadi BioCNG.

"Kami mengonversi produk sampingan menjadi sumber energi terbarukan yang bernilai, menciptakan nilai sirkular bagi operasional kami dan komunitas di wilayah tempat kami beroperasi," katanya.

Load More