SuaraSumut.id - KIS Group dan SIPEF menyelesaikan pembangunan pabrik BioCNG komersial ke-3 di Indonesia. Fasilitas ini juga merupakan pabrik BioCNG pertama milik SIPEF sekaligus pabrik BioCNG ke-3 yang dikembangkan oleh KIS Group Sustainability di Indonesia.
Berlokasi di PT Tolan Tiga Indonesia, Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara, fasilitas ini dirancang untuk memproduksi 109.620 MMBtu BioCNG per tahun, setara dengan pengurangan impor bahan bakar fosil dalam jumlah tersebut.
Melalui teknologi methane capture, pabrik ini juga mampu mengurangi 54.810 ton COe per tahun, menjadikannya salah satu proyek pengurangan emisi berbasis limbah terbesar di Indonesia.
Selain manfaat lingkungan, setiap pabrik BioCNG yang dibangun menciptakan sekitar 20 lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan di wilayah Sumatra Utara. PT Unilever Oleochemical Indonesia menjadi pembeli utama BioCNG dari fasilitas ini.
"Pabrik ini menunjukkan bagaimana teknologi modern dapat mengubah limbah pabrik kelapa sawit menjadi energi bersih yang memberikan manfaat nyata bagi lingkungan dan masyarakat sekitar," kata K. R. Raghunath, CEO KIS Group.
Beliau juga menjelaskan bahwa pembangunan Pabrik BioCNG ke-3 ini merepresentasikan investasi sebesar USD 3.561.000.
"Pabrik ini menunjukkan bagaimana teknologi modern dapat mengubah limbah pabrik kelapa sawit menjadi energi bersih yang memberikan manfaat nyata bagi lingkungan dan masyarakat sekitar," ujarnya.
Secara total, PT KIS Biofuels Indonesia telah berinvestasi USD 12.189.000 untuk membangun tiga pabrik BioCNG dalam waktu yang sangat singkat menciptakan 60 lapangan kerja hijau bagi masyarakat lokal, mengurangi total 165.000 ton emisiCO, serta mengurangi impor bahan bakar fosil melalui produksi BioMethane sebesar 315.000 MMBtu per tahun.
Petra Meekers, Managing Director SIPEF, menyatakan pencapaian ini menunjukkan komitmen pihaknya terhadap pengelolaan produk sampingan yang bertanggung jawab dan pengurangan jejak karbon. Dengan menangkap metana dari limbah cair pabrik kelapa sawit dan mengubahnya menjadi BioCNG.
"Kami mengonversi produk sampingan menjadi sumber energi terbarukan yang bernilai, menciptakan nilai sirkular bagi operasional kami dan komunitas di wilayah tempat kami beroperasi," katanya.
Berita Terkait
-
Harga RATU Tembus 20.000, Gara-gara Aksi Saham Terbaru?
-
Pasca Banjir Bandang, Debit Sungai Nanggang di Palembayan Agam Naik Lagi
-
Unit Propylene Recovery Pertamina Balikpapan Resmi Memasuki Tahap Uji Coba
-
KADIN: Gas Jadi Pilar Utama Ketahanan Energi dan Pangan Nasional
-
Hati Ivan Gunawan Tergerak, Salurkan Rp150 Juta untuk Korban Banjir Sumatera Lewat Mandjha Hijab
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Lintasarta Kirim Starlink Gratis ke Wilayah Terdampak Bencana di Sumut dan Aceh
-
4 Sepatu Lari Eiger untuk Menaklukkan Trek dengan Nyaman
-
4 Sepatu Hiking Ringan dan Anti Licin untuk Pendaki Pemula
-
4 Sepatu Lari Lokal yang Patut Diperhitungkan, Kualitas Premium, Harga Bersahabat
-
3 Sepatu Lari Lokal Terbaik dengan Bantalan Empuk dan Grip Kuat untuk Latihan