Riki Chandra
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:24 WIB
Jembatan Krueng Tingkeum kembali difungsikan. [Dok. Istimewa]
Baca 10 detik
  •  Jembatan Krueng Tingkeum kembali dibuka, akses nasional Banda Aceh-Medan pulih.

  • Jembatan darurat bailey percepat pemulihan ekonomi dan distribusi logistik Bireuen.

  • Pemerintah pusat dipercepat, masyarakat harap pembangunan jembatan permanen segera.

SuaraSumut.id - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus menunjukkan komitmennya dalam mempercepat penanganan dampak bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Provinsi Aceh.

Fokus utama kini adalah pemulihan konektivitas melalui perbaikan infrastruktur vital. Salah satu tonggak penting tercapai dengan dibukanya kembali Jembatan Krueng Tingkeum di Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, yang sempat putus total selama sebulan.

Jembatan darurat tipe bailey sepanjang 66 meter ini resmi difungsikan pada Sabtu, 27 Desember 2025, mengakhiri kelumpuhan pada ruas Jalan Nasional Banda Aceh-Medan.

Jembatan ini merupakan urat nadi utama mobilitas masyarakat dan jalur distribusi logistik, sehingga pembukaannya menjadi angin segar bagi pemulihan aktivitas sosial dan ekonomi di wilayah tersebut.

Kementerian PU melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh memprioritaskan pembukaan akses jalan nasional ini, menyadari perannya yang krusial.

Proses pembangunan jembatan darurat ini merupakan hasil kolaborasi cepat antara pemerintah pusat, BUMN, dan kontraktor lokal. PT Adhi Karya (Persero) Tbk bertindak sebagai pelaksana utama dengan dukungan dari PT Krueng Meuh, serta pendampingan penuh dari Direktorat Jenderal Bina Marga Kementrian PU dan BPJN.

Bupati Bireuen, Mukhlis, yang meninjau langsung ke lokasi, menyambut gembira peresmian jembatan tersebut. Ia mengapresiasi kerja cepat semua pihak yang terlibat dalam memulihkan akses yang sangat vital bagi warganya.

"Alhamdulillah kami tinjau jembatan Krueng Tingkeum. Dan ini mudah-mudahan kepada pengguna jalan juga tidak bermasalah nanti dan tidak akan terjadi kemacetan lagi seperti yang kita lihat pada hari ini," ujar Mukhlis saat ditemui di lokasi.

Bencana banjir dan longsor di Aceh pada akhir November 2025 memang menyebabkan kerusakan masif. Data Kementerian PU per 17 Desember 2025 mencatat sebanyak 38 ruas jalan nasional dan 16 jembatan terdampak.

Penanganan dilakukan secara masif di lintas timur, barat, dan tengah Aceh. BPJN Aceh mengerahkan ratusan alat berat untuk membersihkan material longsor dan membangun kembali akses yang terputus.

Selama jembatan utama terputus, pemerintah daerah bersama masyarakat berupaya mencari jalur alternatif.

"Ya, kita terus mendukung dan bekerja sama sampai hari ini. Juga jalur-jalur yang kita gunakan untuk tembus ke lintas timur juga banyak menggunakan jalan-jalan desa yang hari ini dan kita ikut membantu untuk apa namanya memperlancar jalur lalu lintas ya," tambah Mukhlis.

Meski jembatan darurat telah beroperasi dengan kapasitas beban maksimal 30 ton, harapan besar disandarkan pada pembangunan solusi jangka panjang.

Kelancaran arus lalu lintas yang stabil diyakini akan mempercepat pemulihan ekonomi Bireuen secara signifikan.

Bupati Mukhlis menyuarakan harapan seluruh masyarakat akan adanya infrastruktur yang lebih tangguh di masa depan.

Load More