SuaraSumut.id - ByteDance China akan bekerja sama dengan Oracle Corp agar TikTok tetap beroperasi di Amerika Serikat.
ByteDance, pemilik TikTok yang berbasis di Beijing telah dalam pembicaraan untuk melepaskan bisnis AS ke Oracle atau Microsoft.
Hal ini setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan aplikasi itu dijual atau akan ditutup.
TikTok terkenal karena video tarian yang menjadi viral di kalangan remaja, membuat pejabat AS khawatir informasi pengguna dapat diteruskan ke pemerintah China.
Baca Juga:Viral Prank Filler Bibir di TikTok, Ternyata Cuma Pakai Lem Bulu Mata
Dilansir dari Batamnews.co.id- jaringan Suara.com, TikTok yang memiliki sebanyak 100 juta pengguna AS mengaku tidak akan pernah membagikan data seperti itu dengan otoritas China.
Negosiasi penjualan dibatalkan ketika China memperbarui aturan kontrol ekspornya bulan lalu, memberikannya suara atas transfer algoritma TikTok ke pembeli asing.
Reuters melaporkan, bahwa China pekan lalu lebih suka melihat TikTok ditutup di Amerika Serikat kerimbang mengizinkan penjualan paksa.
Oracle menyebut, hal itu bagian dari proposal yang diajukan oleh ByteDance ke Departemen Keuangan AS selama akhir pekan di mana Oracle akan berfungsi sebagai "penyedia teknologi tepercaya" TikTok. Saham Oracle naik 6,3 persen.
"Oracle akan mengambil alih pengelolaan data pengguna TikTok AS," sumber mengatakan kepada Reuters pada hari Minggu (13/9/2020).
Baca Juga:Gaet Louis Vuitton dan Saint Laurent, TikTok Gelar Fashion Show Virtual
Oracle juga sedang bernegosiasi untuk mengambil saham dalam operasi TikTok di AS, sumber tersebut menambahkan.
- 1
- 2