SuaraSumut.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, lebih dari 2.000 bencana terjadi dari awal Januari hingga akhir September 2020.
"Bahaya hidrometeorologi tetap menjadi ancaman hingga akhir tahun ini," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangannya, Kamis (1/10/2020).
BNPB mencatat, jumlah kejadian tertinggi sebanyak 791 kali, puting beliung 573 kali, tanah longsor 387, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 314.
Selain itu, gelombang pasang atau abrasi 26, kekeringan 22, gempa bumi 13 dan erupsi gunung api 5. Total jumlah bencana alam sebanyak 2.131 kejadian.
Baca Juga:Sungai Meluap, Ratusan Rumah Dilanda Banjir di Binjai
"Total jumlah bencana alam sebanyak 2.131 kejadian," kata Raditya.
BNPB mencatat 322 orang meninggal dan hilang, 454 mengalami luka-luka dan 4.481.641 mengungsi dan terdampak akibat bencana yang terjadi.
Sedangkan kerusakan infrastruktur bencana berdampak pada kerusakan di sektor pemukiman 31.749 unit rumah, 627 fasilitas pendidikan, 653 fasilitas peribadatan dan 128 fasilitas kesehatan mengalami kerusakan akibat bencana alam.
"Jumlah kejadian hingga bulan kesembilan ini turun dibandingkan pada periode waktu yang sama pada 2019 lalu," ujarnya.
Jumlah bencana 2020 turun sekitar 25,1 persen dibandingkan pada tahun lalu. Persentase penurunan juga terjadi pada jumlah korban meninggal dan hilang, luka-luka, menderita dan mengungsi serta rumah rusak.
Baca Juga:Dua Tantangan DKI Beberapa Bulan ke Depan: Pandemi Covid-19 dan Banjir
Dilihat per September 2020, sebanyak 196 bencana terjadi dan mengakibatkan 26 jiwa meninggal dunia.
Dari jumlah kejadian, bencana yang paling sering terjadi antara lain di wilayah Provinsi Jawa Timur 49 kali, Jawa Barat 43, Kalimantan Barat 14, Sumatera Utara 10 dan Sumatera Barat 10. Dari total 26 korban meninggal, 1 orang masih dinyatakan hilang.
"BMKG menginformasikan fenomena cuaca yang dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi hingga akhir tahun. Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Supari menginformasikan prakiraan awal musim hujan di Oktober terjadi di beberapa wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan dan sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Barat," jelasnya.
Prakiraan tersebut untuk wilayah Sumatera, seperti di pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka dan Lampung. Wilayah Jawa diprakirakan terjadi di Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian kecil Jawa Timur.
Sedangkan di wilayah Kalimantan, potensi hujan di sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Ia juga menekankan bahwa hujan di atas normal dapat terjadi pada Oktober dasarian I dan II sehingga potensi bahaya perlu diwaspadai dan diantisipasi oleh pemerintah daerah.